2013
DOI: 10.22302/jpk.v31i1.134
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Potensi Kayu Hasil Peremajaan Karet Rakyat Untuk Memasok Industri Kayu Karet (Studi Kasus Di Provinsi Sumatera Selatan)

Abstract: Kayu karet yang bersifat terbarukan (renewable) dapat dimanfaatkan untuk mensubstitusi kayu hutan alam. Sebagai negara produsen karet terbesar kedua setelah Thailand, Indonesia belum memanfaatkan potensi kayu karet yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi  kayu karet yang ada serta ketersediaannya untuk memasok industri kayu (studi di Provinsi Sumatera Selatan). Dari hasil penelitian diketahui bahwa setiap tahun di tingkat Provinsi Sumatera Selatan, potensi kayu karet mencapai 1,7  juta m3 a… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
2
1

Citation Types

0
1
0
19

Year Published

2015
2015
2022
2022

Publication Types

Select...
6

Relationship

1
5

Authors

Journals

citations
Cited by 8 publications
(20 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
19
Order By: Relevance
“…Oleh karena itu, diperlukan program pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang dapat memasok kebutuhan kayu bagi industri. Menurut Nancy, Agustina, & Syarifa (2013), HTI berbasis karet berpotensi sebagai salah satu pemasok atau penghasil kayu.…”
Section: Abstrakunclassified
See 3 more Smart Citations
“…Oleh karena itu, diperlukan program pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang dapat memasok kebutuhan kayu bagi industri. Menurut Nancy, Agustina, & Syarifa (2013), HTI berbasis karet berpotensi sebagai salah satu pemasok atau penghasil kayu.…”
Section: Abstrakunclassified
“…Sejalan dengan program peremajaan karet rakyat di Indonesia, jumlah pabrik pengolahan kayu karet juga menjadi bertambah. Kondisi ini mendorong terbentuknya tataniaga kayu karet (Suheryanto & Haryanto, 2009;Agustina, 2012;Nancy, Agustina, & Syarifa, 2013;Setiawan, Sulaeman, & Yoza, 2013).…”
Section: Abstrakunclassified
See 2 more Smart Citations
“…Petani karet juga sebaiknya berada pada wilayah dengan kriteria "Desa Maju" yang dicirikan antara lain telah mempunyai pengetahuan-ketrampilan dan motivasi tinggi untuk membangun kebun dengan teknologi unggul (Pusat Penelitian Karet, 2006;Supriadi et al, 1999Supriadi et al, dan 2006 Usahatani Karet Alternatif pembiayaan model peremajaan karet rakyat secara partisipatif dianalisis dengan skenario berdasarkan kondisi pemungkin yang ada di lapangan. Petani karet memungkinkan untuk melakukan peremajaan karet dengan menerapkan penanaman tanaman sela (intercropping) padi dan jagung pada 3 tahun pertama masa TBM karet (Rosyid, 2007), dan dengan pembiayaan yang berasal dari penjualan kayu karet (Boerhendhy et al, 2003;Agustina, 2010;dan Agustina et al, 2013) untuk membiayai seluruh investasi pada TBM 0 dan sebagian biaya pemeliharaan tanaman pada TBM 1, serta untuk selanjutnya memanfaatkan kredit investtasi dari bank (Hendratno dan Nancy, 1995;Mulyana, 2003). Modal investasi dari kredit bank dimanfaatkan untuk 2 skenario pembiayaan yaitu: 1) membiayai sebagian kekurangan biaya pemeliharaan tanaman karet pada TBM 1 dan seluruh biaya TBM 2 sd 5, serta usaha tanaman sela, dan 2) hanya membiayai sebagian kekurangan biaya pemeliharaan tanaman karet pada TBM 1 dan seluruh biaya TBM 2 sd 5 saja.…”
Section: Konsepsi Model Peremajaan Karet Rakyat Par Tisipatif Dan Altunclassified