Populasi Dan Performa Reproduksi Babi Bali Betina Di Kabupaten Karangasem Sebagai Plasma Nutfah Asli Bali

Abstract

Babi bali merupakan salah satu komoditas ternak penghasil daging yang memiliki potensi besar untukdikembangkan karena memiliki sifat-sifat dan kemampuan yang menguntungkan, namun keberadaannya di PulauBali sangat sedikit dan hanya terdapat pada derah-daerah tertentu, seperti daerah Karangasem, Nusa Penida danBuleleng. Pemeliharaan babi bali tidak bisa terlepas dari adat sosial budaya yang ada di Pulau Bali. Dalam usahapengembangan dan peningkatan produktivitas babi bali, performa reproduksi (lama bunting, service periodedan calving interval) memegang peranan penting, dan juga produktivitas seekor induk babi ditentukan oleh littersize dan farrowing rate dalam setahunnya. Pada penelitian ini pengambilan sampel secara purposive randomsampling dan pendekatan eksploratif serta pemilihan lokasi penelitian berdasarkan waktu dan biaya penelitian.Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi babi bali di Kabupaten Karangasem yang terdiri dari 8 kecamatan,setiap tahunnya mengalami penurunan rata-rata 0,063%. Lama bunting babi bali betina rata-rata 110±2.59 haridan calving intervalnya 151.06±6,30 hari. Litter size babi bali 6.98±2.37 ekor. Kesimpulan dari penelitian iniadalah performa reproduksi babi bali di Kabupaten Karangasem adalah baik, dan diperlukan usaha-usaha untukmeningkatkan populasi babi bali karena sebagai plasma nutfah babi lokal Indonesia, babi bali perlu dilestarikan,disamping upaya peningkatan manajemen pemeliharaan dan mutu genetiknya.

Characteristics of breeders and maintenance management in improving the productivity of Balinese pigs as Bali germplasm in Gerokgak District, Buleleng Regency

“…In general, the reproductive performance of pigs is not different from that of other breeds of pigs. Based on the results of the study in Table 2, a reproductive performance which includes female Bali pigs kept by breeders experiences sexual maturity with an age range of 7-8 months with an average deviation of 7.83±0.403 months, while Balinese pigs reared in Karangasem district reach sexual maturity at the age of 6.65± 2.18 (Sumardani & Ardika, 2016). the litter size of Bali pigs in Gerokgak sub-district is on average 8.11±1.7 heads/birth.…”

“…This causes the existence of Bali pigs to be found only in certain areas. According to Sumardani & Ardika (2016), Bali pigs are found in the northern and eastern parts of Bali, including the districts of Buleleng, Karangasem, and Klungkung. These areas are areas that tend to be dry, have few sources of water, and have low rainfall.…”

Effect of Male Mating Time on Landrace Pig Reproduction

“…Symptoms of estrus are that the pig is restless, does not want to eat, the vulva swells, is silent when its back is pressed and the pig will respond with a position ready to mate, the pig sometimes salivates and a sluggish sound. The duration of the pig's lust is 2.8 ± 0.4 days, during the lust the sow wants to be mated by the male [10], the length of lust is 2.97 ± 1.69 days [11], and for 3 days [12]. The duration of the estrus cycle is the length of time from estrus to the appearance of the next estrus.…”

Kaji Banding Peningkatan Produksi Ternak Babi Di Provinsi Bali Menggunakan Teknologi Inseminasi Buatan Dan Kawin Alam

“…Ternak babi mampu memanfaatkan limbah pertanian sebagai bahan pakan untuk meningkatkan kualitas daging yang dihasilkan. Selain itu juga, ternak babi memiliki karakteristik reproduksi yang unik dibandingkan dengan ternak non ruminansia lainnya, karena ternak babi mampu menghasilkan 10-14 ekor per kelahiran, dan memiliki waktu atau lama kebuntingan yang singkat, yaitu rata-rata 114 hari (Sihombing, 2006;2016;2017;2018).…”