2021
DOI: 10.15642/suluk.2020.2.2.140-149
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pesantren, Perempuan, dan Subaltern dalam Perempuan Berkalung Sorban dan Hati Suhita

Abstract: This study aims to describe the phenomenon of matchmaking among pesantren. Abidah El Khalieqy's novel Perempuan Berkalung Sorban and Khilma Anis' Hati Suhita are the objects of study. The method used is descriptive qualitative. The data collection technique is done by analyzing the data interpretation. The type of data collected is a library. The approach used is sociology of literature. The data discussed in this study include: (1) comparison of the narrative structure of the two novels above, (2) matchmaking… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2021
2021
2021
2021

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 4 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Jejak-jejak pertentangan adat dalam kisah percintaan masyarakat Indonesia pascakolonial dapat ditemukan kembali dalam novel-novel seperti Raumanen karya Marianne Katoppo dan Memang Jodoh karya Marah Rusli. Di sisi lain, kisah perjodohan yang dibumbui pertentangan dikotomis kembali marak pada era 2000-an, bermetamorfosis dalam pertentangan ideologis di kalangan muslim, utamanya santri (Haryanti & Fakhriyah, 2020). Fakta tersebut menjadi bukti an sich dan sekaligus meneguhkan jika spirit romantisme awal abad XX masih menjadi kesadaran literer pengarang Indonesia modern pasca-kemerdekaan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Jejak-jejak pertentangan adat dalam kisah percintaan masyarakat Indonesia pascakolonial dapat ditemukan kembali dalam novel-novel seperti Raumanen karya Marianne Katoppo dan Memang Jodoh karya Marah Rusli. Di sisi lain, kisah perjodohan yang dibumbui pertentangan dikotomis kembali marak pada era 2000-an, bermetamorfosis dalam pertentangan ideologis di kalangan muslim, utamanya santri (Haryanti & Fakhriyah, 2020). Fakta tersebut menjadi bukti an sich dan sekaligus meneguhkan jika spirit romantisme awal abad XX masih menjadi kesadaran literer pengarang Indonesia modern pasca-kemerdekaan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Hal tersebut didukung dengan tema menarik yang ditawarkan oleh novel tersebut. Sebagai perempuan yang dibesarkan dalam lingkungan pesantren, tema tentang pergulatan perempuan dalam masyarakat pesantren merupakan tema yang subversif bagi Khilma Anis (Haryanti & Fakhriyah, 2020). Oleh karena itu, pemilihan tema novel yang subversif tersebut menjadi faktor kedua yang membuat Hati Suhita menarik untuk dikaji secara mendalam.…”
Section: Pendahuluanunclassified