2017
DOI: 10.24198/jppm.v4i2.14345
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Perubahan Pola Pikir Masyarakat Mengenai Sampah Melalui Pengolahan Sampah Organik Dan Non Organik Di Desa Genteng, Kecamatan Sukasari, Kab. Sumedang

Abstract: Program Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) ini dilatarbelakangi oleh pola pikir masyarakat yang masih menganggap bahwa sampah adalah sumber masalah, sehingga masyarakat umumnya menilai bahwa sampah adalah benda yang sudah tidak ada manfaatnya. Masyarakat belum terarah pada pemikiran bahwa sampah bila dikelola dan diolah dapat menjadi potensi yang menguntungkan bagi masyarakat itu sendiri. Kegiatan PPM di adakan di Desa Genteng, Kec. Sukasari, Kab. Sumedang yang memang masih memiliki masalah yang terkait dengan s… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1

Citation Types

0
3
0
10

Year Published

2018
2018
2023
2023

Publication Types

Select...
7
1

Relationship

0
8

Authors

Journals

citations
Cited by 21 publications
(23 citation statements)
references
References 0 publications
0
3
0
10
Order By: Relevance
“…Kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah yaitu dengan cara menimbun sampah, dibakar, bahkan ada yang membuang sebagian sampahnya ke sungai. Hal ini tentunya disebabkan karena minimnya pengetahuan masyarakat dalam pengolahan sampah .Fenomena ini selaras dengan (Krisnani, Humaedi, Ferdryansyah, & Asiah, Dessy Hasanah Siti Asiah, Gigin G Kamil Basar, Sri Sulastri, 2017); (Pambudi & Sudaryantiningsih, 2017) bahwa mayoritas pola pikir masyarakat menganggap sampah adalah sumber dan benda yang tidak memiliki manfaat lagi. Mereka belum memahami bahwa sampah tersebut bila dikelola dengan baik dapat memberikan potensi dan tentunya menguntungkan bagi masyaraktnya sendiri.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah yaitu dengan cara menimbun sampah, dibakar, bahkan ada yang membuang sebagian sampahnya ke sungai. Hal ini tentunya disebabkan karena minimnya pengetahuan masyarakat dalam pengolahan sampah .Fenomena ini selaras dengan (Krisnani, Humaedi, Ferdryansyah, & Asiah, Dessy Hasanah Siti Asiah, Gigin G Kamil Basar, Sri Sulastri, 2017); (Pambudi & Sudaryantiningsih, 2017) bahwa mayoritas pola pikir masyarakat menganggap sampah adalah sumber dan benda yang tidak memiliki manfaat lagi. Mereka belum memahami bahwa sampah tersebut bila dikelola dengan baik dapat memberikan potensi dan tentunya menguntungkan bagi masyaraktnya sendiri.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Sampah merupakan sesuatu yang sudah dianggap tidak berguna yang berasal dari sisa kegiatan manusia yang dibuang ke lingkungan (Kusminah, 2018). Sampah sudah menjadi persoalan serius bagi masyarakat perkotaan, keterbatasan lahan, kemampuan pemerintah daerah (Krisnani et al, 2017) dan keengganan masyarakat dekat dengan tempat pembuangan sampah merupakan kendala persoalan sampah di perkotaan. Penumpukan sampah dalam jangka panjang akan berakibat pada persoalan bau dan pencemaran air (Buhani, 2018;Mutaqin, 2010;Widiyanto, Yuniarno, & Kuswanto, 2015).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Melihat kondisi tersebut, penanganan sampah rumah tangga tidak dapat menjadi hanya tanggungjawab pemerintah saja, namun idealnya masalah penanganan sampah juga menjadi tanggungjawab masyarakat itu sendiri sebagai penghasil sampah. Karena pada dasarnya masyarakat mempunyai potensi besar untuk memberikan kontribusi dalam hal pengolahan sampah (Krisnani et al, 2017) Diperlukan adanya konsensus global untuk mengatasi permasalahan lingkungan global, yakni pembentukan masyarakat bumi yang sadar lingkungan (Surakusumah, 2012). Berdasar pada pendapat tersebut DLH KBB bertujuan menjadi wadah bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pencapaian tujuan.…”
Section: Metodeunclassified
“…Hasil pengukuran parameter hidrologi dan kandungan logam berat pada sampel air Sungai Citarum dan air sumur warga sekitarnya menunjukkan bahwa nilai pH, suhu, dan TDS masih di bawah ambang batas tercemar, sedangkan nilai EC menunjukkan bahwa air sumur dan air sungai telah tercemar. Hal ini dibuktikan dengan analisis kandungan logam berat yang dapat dilihat bahwa terdapat kandungan logam besi (Fe) yang cukup tinggi di atas ambang batas air bersih sehingga air tersebut tidak dapat di konsumsi bagi warga, baik untuk air sungai maupun air sumur (Krisnani et al, 2017).…”
unclassified