Pemberian obat dengan dosis sesuai pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD ) penting dilakukan, salah satunya untuk memastikan luaran terapi obat yang optimal. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara dose adjustment obat dan luaran terapi serta efisiensi biaya terapi obat dengan adanya dose adjustment pada pasien rawat inap dengan CKD.Jenis penelitian ini observasional dengan desain cross sectional. Sebanyak 200 rekam medis pasien rawat inap dengan CKD periode Januari – Desember 2017 di RSUD dr. Soeselo dan RSUD Suradadi Kabupaten Tegal dilibatkan dalam penelitian ini. Dose adjustment dihitung berdasarkan fungsi ginjal pasien, yang diestimasikan dengan laju filtrasi glomerular menggunakan formula Cockcroft-Gault. Hubungan antara dose adjustment obat dan luaran terapi menggunakan analisis Chi-square.Hasil penelitian menunjukkan terdapat 1882 obat yang diresepkan, 338 (17,93%) obat memerlukan dose adjustment pada pasien CKD. Dari obat tersebut, 175 (51,78%) obat diberikan dengan dose adjustment, sejumlah 118 (67,43%) obat menghasilkan luaran terapi membaik , 23 (15,52%) obat tidak membaik dan 34 (19,43%) obat tidak dapat dievaluasi. Sedangkan dari 163 obat tanpa dose adjustment, 103 (63,19%) obat menghasilkan luaran terapi membaik dan 40 (24,54%) obat tidak membaik dan 20 (12,27%) obat tidak dapat dievaluasi. Terdapat hubungan yang signifikan antara dose adjustment dengan luaran terapi obat pada pasien rawat inap dengan CKD (OR 1,922, 95% CI = 1,119-3,548, p= 0,018). Efisiensi biaya yang dapat dihasilkan dengan adanya dose adjusment pada penelitian ini sebesar Rp. 1.620.588,00.