2020
DOI: 10.21776/ub.jap.2020.001.02.02
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Perbandingan Outcome Teknik Spinal Anestesi Dosis Rendah Dibandingkan Dosis Biasa pada Sectio Caesarea Darurat di Rumah Sakit dr. Saiful Anwar

Abstract: Latar belakang: Sectio caesarea (SC) adalah operasi darurat terbanyak pada obstetrik. Spinal anestesia direkomendasikan untuk section cesarean. Akan tetapi, ffek samping spinal anestesia tersering (hipotensi) dapat menimbulkan efek samping fetomaternal. Spinal anestesia dosis rendah diduga dapat mengurangi efek samping spinal anestesia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbandingan outcome spinal anestesia dosis rendah dibanding dosis biasa pada operasi section cesarean darurat. Metode: Penelitian ini … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
2
1

Citation Types

0
2
0
6

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(8 citation statements)
references
References 1 publication
(1 reference statement)
0
2
0
6
Order By: Relevance
“…Terdapat dua jenis RA, meliputi spinal anesthesia atau subarachnoidal block dan combined spinal-epidural anesthesia. 15 RA lebih banyak dipakai pada tindakan seksio sesarea karena prosesnya cepat, nyaman ketika operatif, dan kualitas analgesik yang baik saat post operasi. RA juga lebih sedikit mempengaruhi fluktuasi hemodinamik.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Terdapat dua jenis RA, meliputi spinal anesthesia atau subarachnoidal block dan combined spinal-epidural anesthesia. 15 RA lebih banyak dipakai pada tindakan seksio sesarea karena prosesnya cepat, nyaman ketika operatif, dan kualitas analgesik yang baik saat post operasi. RA juga lebih sedikit mempengaruhi fluktuasi hemodinamik.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…1 Kriteria diagnosis PEB diantaranya adalah memenuhi salah satu kriteria berikut: (1) Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥110 mmHg pada dua kali pengukuran dengan jarak minimum 6 jam; (2) Proteinuria minimal 300mg/24 jam atau tes urin dipstik >1; (3) Platelet ≤ 1 0 0 . 0 0 0 sel/µL; (4) Konsentrasi serum transaminase minimal dua kali normal; (5) G a n g g u a n neurologis: stroke, nyeri kepala, gangguan visus; (6) Gangguan ginjal: kreatinin serum >1,1 mg/ dL atau peningkatan kadar kreatinin serum dari sebelumnya dengan tidak ada kelainan ginjal lain; (7) Gangguan sirkulasi uteroplasenta: oligohidramnion, fetal growth restriction (FGR), atau didapatkan absent or reversed end diastolic velocity (ARDV); (8) Edema pulmonar. 3 Tata laksana definitif pada PEB adalah terminasi kehamilan atau disebut juga sebagai manajemen aktif.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Beberapa obat anestesi umum dapat melewati sawar plasenta sehingga dapat berdampak pada janin. 7 Pada anestesi regional, pasien masih dalam keadaan sadar sehingga meminimalkan risiko gagal ventilasi, gagal intubasi, dan aspirasi.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Sulistyawan, hasil penelitian tersebut menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil anestesi spinal dengan dosis rendah maupun dosis biasa. Hipotensi pada penggunaan conventional dose (bupivacaine >8 mg) lebih tinggi dibanding pasien yang mendapat low dose (bupivacaine <7mg) sehingga kejadian mual dan muntah lebih rendah bahkan tidak ditemukan pada penggunaan low dose yang disebabkan oleh rendahnya kejadian hipotensi yang memicu mual (19).…”
Section: Perbandingan Hemodinamik Antara Kelompok Low Dose Spinal Ane...unclassified