Peranan Petani Milenial mendukung Ekspor Hasil Pertanian di Indonesia

Abstract

<p>A variety of <em>start-ups</em> and agricultural applications show that there has been an increasing interest in agriculture. Using information and communication technology to make agricultural products distribution and marketing more effective and efficient, millennial farmers are expected to improve the agricultural product export. However, exporting agricultural products is a challenge. Agricultural products are perishable and the exporters have to meet international food safety standards. The farmers deal with regulations, lack of facilities and infrastructures for production process, as well as the standards of <em>Good Manufacturing Practices</em>. This article aims to assess potentials of millennial farmers pioneering agricultural product export in Indonesia and to analyze the impact of various government policies to millennial farmers. They need appropriate technology to improve agricultural product value added and support for development potential of various agricultural start-ups. Required government supports include farm practice, export procedure training, and export market survey using internet, as well as conducive regulation easy access to financial service provider institution. Those supports will boost the millennial farmers’ spirit along with Ministry of Agriculture’s program of three-fold agricultural product export.<strong></strong></p>

Penguatan petani kecil dalam mendukung ketahanan pangan nasional

“…Permasalahan lain yang dihadapi Indonesia adalah pekerjaan sebagai petani kurang diminati oleh anak-anak muda. Potensi penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian kurang mendapat respon yang positif dari kalangan milenial, hal ini dikarenakan pertanian dianggap kurang bergengsi dan kurang menjanjikan (Rachmawati & Gunawan, 2020). Penelitian tersebut mengamati peranan petani milenial sebagai potensi meningkatkan JSSEW.…”

“…Pada penelitian tersebut memberikan catatan diantaranya adalah peningkatan teknologi dalam meningkatkan nilai tambah hasil pertanian dan pengembangan startup sebagai bentuk tata kelola pemasaran hasil pertanian oleh kalangan milenial. Selain itu, catatan lainnya adalah perlu adanya dukungan dari pemerintah yang meliputi budi daya pertanian, pelatihan ekspor hasil pertanian melalui internet, dukungan kebijakan, dan kemudahan akses terhadap pendanaan (Rachmawati & Gunawan, 2020). Pada penelitian lainnya di Kabupaten Gunungkidul, kaum milenial terjun pada bidang pertanian dengan memanfaatkan teknologi dan informasi yang bertujuan untuk meningkatkan budidaya pertanian menggunakan teknologi dan juga dalam hal pemasaran hasil pertanian (Septeri, 2023).…”

Kunjungan dan Diskusi Mewujudkan Pemanfaatan Teknologi Sistem Kontrol Berbasis IoT Pada Budidaya Jamur Tiram

“…Tingkat konsumsi jamur di di Indonesia pada saat ini yaitu mencapai 47.753 Ton sedangkan hasil produksinya yaitu sekitar 37.020 ton [7]. Internet of Things merupakan sebuah sistem yang saling terhubung yang memungkinkan untuk menghubungkan suatu alat maupun sensor yang dapat mengirimkan data secara factual kepada user serta memperluas hubungan sistem data [8]. Salah satu perkembangan kemajuan dari IoT dalam sector pertanian ini adalah mikrokontroler Node MCU ESP8266 yang bekerja dengan cara memberikan umpan balik dan memberikan sebuah output dari sistem yang telah dihubung dengan mikrokontroler [9].…”

Empowered Women: Strategies to Increase Competitiveness in the Era of Society 5.0 through Entrepreneurship

“…Apart from that, women also play a role in efforts to increase family income in the 4.0 era (Ratih & Lestari, 2020). Supporting the role of women in efforts to increase family income is also in line with the role of millennial farmers in supporting exports of agricultural products in Indonesia (Rachmawati & Gunawan, 2020). However, it needs to be acknowledged that women's empowerment, especially in the coastal sector, has not been fully managed strategically by the government (Rondonuwu et al, 2013).…”