2020
DOI: 10.24912/jmishumsen.v4i2.3495.2020
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Peran Self Efficacy Sebagai Mediator Antara Job Resources Dan Work Engagement Pada Dokter Hewan

Abstract: This study explores the role of self-efficacy as a mediator between job resources and work engagement among veterinarians. Self-efficacy is seen as the degree of confidence of the veterinarian in performing their duties. Job resources is an aspect of work that individuals can use to handle the demands and challenges of their work. Job resources in this study includes opportunities for professional development and skills discretion. Opportunties for professional development refers to the opportunities provided … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
0
0
3

Year Published

2023
2023
2024
2024

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(3 citation statements)
references
References 14 publications
0
0
0
3
Order By: Relevance
“…Tantangan Yang Dihadapi Dalam Menjaga Kesejahteraan Hewan Di Lingkungan Kerja Veteriner Di Indonesia Dalam praktiknya, dokter hewan menghadapi berbagai isu dilema etis. Beberapa isu tersebut meliputi malpraktik dan pelanggaran terhadap kode etik, seperti yang terjadi pada beberapa dokter hewan yang dilaporkan ke PDHI karena dugaan malpraktik dan pelanggaran kode etik (Saputra, 2023), jam kerja yang panjang, risiko terluka pada saat memeriksa hewan (Sajuthi et al, 2020), dan paparan terhadap zoonosis atau penularan penyakit melalui hewan, serta sebaliknya (Ramadhanty, 2022;Sajuthi et al, 2020). Dokter hewan memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan hewan peliharaan dan mencegah penyakit zoonosis (Santosa, 2022).…”
Section: Pengembangan Profesional Dan Pendidikan Berkelanjutanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Tantangan Yang Dihadapi Dalam Menjaga Kesejahteraan Hewan Di Lingkungan Kerja Veteriner Di Indonesia Dalam praktiknya, dokter hewan menghadapi berbagai isu dilema etis. Beberapa isu tersebut meliputi malpraktik dan pelanggaran terhadap kode etik, seperti yang terjadi pada beberapa dokter hewan yang dilaporkan ke PDHI karena dugaan malpraktik dan pelanggaran kode etik (Saputra, 2023), jam kerja yang panjang, risiko terluka pada saat memeriksa hewan (Sajuthi et al, 2020), dan paparan terhadap zoonosis atau penularan penyakit melalui hewan, serta sebaliknya (Ramadhanty, 2022;Sajuthi et al, 2020). Dokter hewan memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan hewan peliharaan dan mencegah penyakit zoonosis (Santosa, 2022).…”
Section: Pengembangan Profesional Dan Pendidikan Berkelanjutanunclassified
“…Namun, kurikulum kedokteran hewan di Indonesia masih berfokus pada penanganan hewan ternak, sehingga dokter hewan praktisi hewan kecil kurang memperoleh perbekalan yang cukup selama perkuliahan (Surjanata et al, 2010dalam Sajuthi et al, 2020. Selain itu, tuntutan klien yang tinggi, hal ini disebabkan karena mayoritas pemilik hewan peliharaan adalah mereka yang berasal dari kondisi sosial ekonomi menengah ke atas (Kartini & Komariyah, 2018 dalam Sajuthi et al, 2020). Selain itu, dokter hewan juga harus menjaga citra profesi dan nama baik dokter hewan sebagai profesi yang mulia dengan menjauhkan diri dari perbuatan yang bertentangan atau tidak sesuai dengan UU, Kode Etik, dan medis.…”
Section: Pengembangan Profesional Dan Pendidikan Berkelanjutanunclassified
“…Salah satu sumber daya pribadi yang paling tinggi memprediksi peningkatan keterikatan kerja adalah self-efficacy (Bakker & vanWingerden, 2021;Sajuthi et al, 2020). Menurut Bandura (1997) efikasi diri (self-efficacy) digambarkan sebagai hasil dari proses kognitif berupa keputusan, keyakinan atau pengharapan tentang sejauh mana individu memperkirakan kemampuan dirinya dalam melaksanakan tugas (Maddux, 1995).…”
Section: A B S T R a Kunclassified