Penyusunan norma tes fisik pencak silat remaja kategori tanding

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: menyusun norma tes fisik pencak silat remaja kategori tanding. Penelitian ini menggunakan metode survei. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet pencak silat remaja kategori tanding DIY yang berjumlah 42 atlet putra dan 46 atlet putri. Penyusunan norma menggunakan rumus norma 5 skala. Teknik analisis data menggunakan pearson correlation. Hasil penelitian berupa norma tes fisik pencak silat remaja kategori tanding yang terdiri dari 8 item tes, yaitu: fleksibilitas (sit and reach), kecepatan (sprint 30 meter), kekuatan lengan (push up 30 detik), kekuatan tungkai (wall sit test), kelincahan (side step), power tungkai (standing broad jump), daya tahan anaerobik (sprint 300 meter), dan daya tahan aerobik (multy fitness test). Tes dinyatakan valid dan reliabel dengan p < 0,05. Norm drafting of pencak silat physical test for adolescent fighting categoryAbstractThis research aimed to know the norm of pencak silat physical test for adolescent fighting category. This research used survey method. The sample in this research was 42 men and 46 women of Pencak Silat adolescent fighting category. Data analysis used Pearson correlation.The result of the research was the norm of pencak silat physical test for adolescent fighting category, it was consisting of 8 test items: flexibility (sit and reach), speed (30 meters sprint), arm strength (30 seconds push up), leg strength (wall sit test), agility (side step), leg power (standing broad jump), anaerobic endurance (300 meters sprint) and (8) aerobic endurance (multy fitness test). The test was valid and reliable with p < 0,05.

Pengembangan Tes Kelincahan Tendangan Pencak Silat

“…Kelincahan dalam Pencak silat adalah kemampuan merubah arah (berpindah tempat atau posisi) dalam menghindari serangan lawan dan dilanjutkan dengan serangan balasan baik tendangan, pukulan maupun tangkapan (Regency & Sinurat, 2020). Pengukuran tendangan dalam Pencak silat harus dibutuhkan suatu tes yang valid dan reliabel (D. P. Saputro & Siswantoyo, 2018). Tes kemampuan atlet Pencak silat yang valid dan reliabel masih sangat sulit ditemukan, khususnya untuk mengukur kualitas kelincahan tendangan pesilat dari segi tekniknya.…”

Pengembangan Bahan Ajar Pencak Silat untuk Materi Seni Jurus Tunggal Bagi Ekstrakurikuler

“…Sedangkan menurut Mirfa'ani & Nurrochmah (2020) pencak silat adalah gerak bela diri yang berasal dari kebudayaan Melayu, yang dapat digunakan untuk bela diri, melatih kebugaran tubuh (olahraga), pertunjukan dan pendidikan etika. Jurus tunggal adalah peragaan jurus yang gerakannya sudah diatur atau dibakukan sebelumnya terdiri atas jurus tangan kosong dan senjata (Ramadhan, Ahmad, & Mansoor, 2017;Saputro & Siswantoyo, 2018). IPSI sebagai organisasi yang menaungi seluruh kegiatan pencak silat dan menciptakan suatu seni gerakan atau rangkaian jurus-jurus yang terdiri dari gerak langkah, pukulan, tendangan, tangkisan, elakan, baik memakai senjata maupun tidak yang tersusun sebagai jurus tunggal (Fatma Chomsiatun, 2017;Punkastyo, 2018).…”

Analysis of Software Requirement Management Results for Physical Tests of Adolescent Pencak Silat Fighting Categories

“…Penelitian tersebut menghasilkan susunan tes fisik pencak silat remaja kategori tanding. Pada artikel yang berbeda dihasilkan norma tes fisik pencak silat remaja kategori tanding dengan susunan tes fisik yang sama (Saputro & Siswantoyo, 2018). Norma tes fisik yang dihasilkan berisi tentang rentang nilai pada setiap instrumen tes fisik yang sudah disusun sebelumnya.…”

“…Susunan yang ada tersebut agar mempermudah pengguna dalam melaksanakan rangkaian tes fisik secara benar, maka perlu dibuat panduan tes fisik yang didalamnya juga mencantumkan norma tes fisik ini sebagai pedoman pengambilan keputusan terhadap hasil tes. Hal ini sesuai dengan yang apa yang disampaikan (Saputro & Siswantoyo, 2018) bahwa norma tes yang dibuat bisa digunakan sebagai pedoman pelatih dalam pengambilan keputusan terhadap hasil tes. Dengan demikian status kondisi fisik atlet/anak latih dapat diketahui dan dapat dijadikan sebagai motivasi atlet maupun pelatih untuk dapat meningkatkan hasil tes dengan cara membuat program latihan yang 107 sesuai dengan sasaran yang diinginkan.…”