Penyuluhan Personal Hygiene Untuk Faktor Risiko Penyakit Menular Pada Siswa Pesantren Sabilunnajat Ciamis Jawa Barat

Abstract

Personal hygiene merupakan salah satu faktor risiko kejadian penyakit menular. Beberapa penyakit menular terjadi pada siswa pesantren seperti scabies, diare, dan Hepatitis A. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk melaksanakan penyuluhan personal hygiene yang menjadi faktor risiko penyakit menular pada siswa di Pondok Pesantren Sabilunnajat, Ciamis, Jawa Barat. Metode yang digunakan adalah ceramah. Penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 23 Februari 2020. Sebelum penyuluhan dilakukan pengukuran gambaran perilaku personal hygiene siswa. Pengabdian masyarakat ini mendapatkan dukungan penuh dari pengurus yayasan dan tingkat partisipasi siswa yang sangat tinggi dan diikuti oleh seluruh siswa pesantren sebanyak 204 orang siswa. Pengumpulan informasi perilaku personal hygiene siswa pesantren menunjukkan bahwa siswa pesantren yang melaksanakan personal hygiene baik sebanyak 52,9%, dan masih banyak siswa pesantren dengan perilaku personal hygiene yang kurang baik sebanyak 47,1%.

Upaya Peningkatan Pemahaman Santriwati Dengan Penyuluhan Tentang Menstruasi Di Ponpes Nurul Hakim Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat

“…Prevalensi kebersihan yang buruk dengan angka kejadian di dunia pada tahun 2016 sekitar 78,1% (Hennegan et al, 2016). Sedangkan di Indonesia, khsusnya pada Pondok Pesantren kebersihan menstruasi yang buruk memiliki prevalensi sebesar 47,1% (Fauziah et al, 2021). Di Nusa Tenggara Barat sebanyak 74% pengetahuan mengenai Manajemen Kebersihan Menstruasi masih terbatas khususnya dikalangan SMP.…”

Identifikasi Parasit Alergen Kulit dan Evaluasi Personal Hygiene pada Anak Pesantren

“…Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari kebersihan adalah hal yang sangat penting serta harus diperhatikan dikarenakan pada dasarnya kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. 16 Pemeliharaan personal hygiene diperlukan baik bagi kenyamanan individu, keamanan, dan kesehatannya. Pada individu yang sehat akan mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya, sedangkan individu yang sakit memerlukan bantuan perawat ataupun orang lain untuk melakukan praktik kesehatan yang rutin.…”

“…Dampak dari personal hygiene terdiri dari dampak psikologis dan dampak fisik, dimana dampak fisik yaitu adanya gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan diri dengan baik. 16 Dari hasil wawancara, beberapa responden menjelaskan dari kebersihan pakaian, beberapa responden ada yang tidak mengganti pakaian setelah aktivitas olahraga. Selain itu kebersihan sprei dan tempat tidur bahwa responden tidak mencuci sprei yang digunakan secara rutin 1 minggu sekali dan ada responden yang tidur bersama dengan temannya.…”

“…Melakukan kebiasaan seperti mencuci tangan, mandi menggunakan sabun, mengganti pakaian dan pakaian dalam, tidak saling bertukar pakaian, kebiasaan keramas menggunakan shampoo, tidak saling bertukar handuk dan kebiasaan memotong kuku, dapat mengurangi resiko terkena skabies. 16 Dari hasil dengan menggunakan uji Chi-Square didaptakan p value=0,001 (<0,05) yang berarti Ho ditolak, artinya ada hubungan antara personal hygiene dengan kejadian skabies di Pondok Pesantren. Jumlah responden yang mengalami skabies adalah 20 responden (13,8%) dan sebagian besar responden tidak mengalami skabies sebanyak 125 responden (86,2%).…”

Combating Infectious Diseases Threat among Students in Islamic Boarding School (Pondok Pesantren): A Pilot Assessment

“…8 Constantly practicing clean and healthy living behaviors (CHLB) and providing facilities, infrastructure, and culture in IBS are crucial factors in determining the risk of students against diseases. 9 Poor sanitation is one of the possible…”