Pentingnya Kewaspadaan Berinternet untuk Kesehatan Mental Anak dan Remaja

Abstract

Purpose: To describe the ways in increasing the internet awareness for the mental health of the children and adolescent. Methodology/approach: It is a narrative literature review. Articles were taken from the Science Direct and Google Scholar databases. Inclusion criteria are review and research articles. The excluded articles that were not peer-reviewed and unavailable full-text paper. Articles were read twice to reduce the bias. The selected articles were summarized and narrated descriptively. Results/findings: Results revealed that cybersecurity awareness can be increased by digital literacy training. Children should be taught how to avoid risky online behaviour to increase the mental health of the children. The cybersecurity awareness program is good to be given to children in avoiding phishing, pornography, cyberbullying, identity theft, and breaking to privacy. Children must be taught how to keep their passwords safe and private. They also need to be more cautious when playing online games. Limitations: It is a narrative literature review, the result is not as accurate as a study. Contribution: The contribution is the digital literation and cyber security program can be taught to the children to keep the good mental health during the COVID-19 pandemic and the time beyond. Keywords: 1. adolescent 2. children 3. internet awareness 4. digital literacy

Promosi Kesehatan Remaja dengan Pendekatan KIPK

“…Menurut WHO dalam Yuliandari (2018), remaja didefinisikan sebagai penduduk yang berusia 10-19 tahun, sejalan dengan ketentuan dalam peraturan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014, yang menyebutkan remaja sebagai penduduk yang berusia antara 10 hingga 18 tahun, sedangkan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) menyebutkan bahwa remaja adalah penduduk berusia 10 sampai 24 tahun yang belum menikah (Yuliandari, 2018).…”

“…Menurut World Health Organization (WHO), keadaan sehat adalah kondisi yang mencakup kesejahteraan fisik, mental atau psikis, dan sosial secara keseluruhan dan tidak hanya tanpa penyakit atau kelemahan. Kesehatan remaja, yang dijelaskan oleh Yuliandari (2018) merujuk pada kondisi optimal secara fisik, mental, dan sosial yang memungkinkan remaja berkembang dengan baik selama masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Kesehatan remaja mencakup berbagai aspek kehidupan yang memengaruhi kesejahteraan mereka, baik secara individu maupun dalam konteks sosial (Yuliandari, 2018).…”

“…Kesehatan remaja, yang dijelaskan oleh Yuliandari (2018) merujuk pada kondisi optimal secara fisik, mental, dan sosial yang memungkinkan remaja berkembang dengan baik selama masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Kesehatan remaja mencakup berbagai aspek kehidupan yang memengaruhi kesejahteraan mereka, baik secara individu maupun dalam konteks sosial (Yuliandari, 2018).…”

“…WHO kemudian memberikan definisi tentang kesehatan jiwa, yaitu suatu keadaan dimana individu mempunyai kesejahteraan, yang dinyatakan dalam kemampuan mewujudkan potensi dirinya, kemampuan melawan tekanan hidup dalam berbagai situasi kehidupan, kemampuan untuk bertahan hidup, bekerja, produktif dan produktif serta mampu berpartisipasi dalam komunitasnya. Kesehatan mental harus dipandang sebagai prasyarat keseimbangan antara diri sendiri, orang lain, dan lingkungan (Yuliandari, 2018).…”

Deteksi Dini Kesehatan Mental dalam Penguatan Daya Resiliensi Anak Pasca Pandemi

“…Misalnya, anak tidak siap mengikuti pembelajaran di tahun ajaran baru secara daring dan menggunakan komputer ataupun gawai pintar lainnya, sehingga tidak jarang menolak untuk mengikuti proses pembelajaran daring bersama teman-teman dan guru. Adapun ciri-ciri dari masalah kesehatan mental yang dapat diamati pada anak yaitu area emosi, perilaku, dan perkembangannya (Yuliandari, 2018). Baik pada orang dewasa maupun anak, stres tidak selalu memberi dampak negatif.…”