Abstract:Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kambing gembrong yang terancam punah melaluisuplementasi multi vitamin-mineral dalam ransum berbasis hijauan lokal. Penelitian dilakukan di SentraPenangkaran di desa Tumbu Kab. Karangasem Bali menggunakan 10 ekor kambing gembrong yang sedangtumbuh. Ada dua perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ransum kontrol berbasis hijauan lokal tanpasuplementasi dan ransum berbasis hijauan lokal dengan suplementasi multi vitamin-mineral. Peubah yang dia… Show more
“…Pakan pelengkap dibuat menjadi Multinutrien Blok (MNB) dengan campuran beberapa bahan pakan sumber mineral dengan metode pembuatan yang sederhana. Multinutrien blok adalah sebuah pakan pelengkap yang disusun atas beberapa bahan pakan dan memiliki nilai nutrisi penting bagi ternak ruminansia misalnya sapi, kambing, domba, dan kerbau (Putri dan Dewantari 2017). Kandungan yang terdapat dalam MNB antara lain sumber energi, mineral esensial, vitamin dan nutrisi lainnya (Sanchez dan Speedy, 2007).…”
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kandungan mineral Ca, P, Mg, Cu, Zn kombinasi antara tepung cangkang kerang darah tepung cangkang telur sebagai bahan baku pembuatan Multinutrien blok (MNB). Materi yang digunakan terdiri dari bahan pakan penyusun MNB yaitu cangkang kerang, cangkang telur, hijauan jagung, molases, urea, garam dan bentonit. Parameter yang diamati yaitu kandungan mineral Ca, P, Mg, Cu, Zn yang kemudian dianalisis dengan metode Spektofotometri Serapan Atom (SSA). Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakukan dan 4 ulangan yaitu T0 (MNB tanpa kombinasi cangkang kerang dan cangkang telur), T1 (MNB dengan kombinasi cangkang kerang 6%), T2 (MNB dengan kombinasi cangkang telur 6%), dan T3 (MNB dengan kombinasi cangkang kerang 3% dan cangkang telur 3%). Analisis data menggunakan uji ANOVA taraf signifikasi 5% untuk mengetahui adanya pengaruh perlakuan. Apabila terdapat pengaruh perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan cangkang kerang dan cangkang telur di dalam MNB mampu meningkatkan kandungan mineral Ca, P, Mg dan Cu. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan cangkang kerang dan cangkang telur dalam MNB mampu mencukupi kebutuhan mineral Ca, P, Mg dan Cu namun belum mampu mencukupi kebutuhan mineral Zn kambing lokal.
“…Pakan pelengkap dibuat menjadi Multinutrien Blok (MNB) dengan campuran beberapa bahan pakan sumber mineral dengan metode pembuatan yang sederhana. Multinutrien blok adalah sebuah pakan pelengkap yang disusun atas beberapa bahan pakan dan memiliki nilai nutrisi penting bagi ternak ruminansia misalnya sapi, kambing, domba, dan kerbau (Putri dan Dewantari 2017). Kandungan yang terdapat dalam MNB antara lain sumber energi, mineral esensial, vitamin dan nutrisi lainnya (Sanchez dan Speedy, 2007).…”
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kandungan mineral Ca, P, Mg, Cu, Zn kombinasi antara tepung cangkang kerang darah tepung cangkang telur sebagai bahan baku pembuatan Multinutrien blok (MNB). Materi yang digunakan terdiri dari bahan pakan penyusun MNB yaitu cangkang kerang, cangkang telur, hijauan jagung, molases, urea, garam dan bentonit. Parameter yang diamati yaitu kandungan mineral Ca, P, Mg, Cu, Zn yang kemudian dianalisis dengan metode Spektofotometri Serapan Atom (SSA). Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakukan dan 4 ulangan yaitu T0 (MNB tanpa kombinasi cangkang kerang dan cangkang telur), T1 (MNB dengan kombinasi cangkang kerang 6%), T2 (MNB dengan kombinasi cangkang telur 6%), dan T3 (MNB dengan kombinasi cangkang kerang 3% dan cangkang telur 3%). Analisis data menggunakan uji ANOVA taraf signifikasi 5% untuk mengetahui adanya pengaruh perlakuan. Apabila terdapat pengaruh perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan cangkang kerang dan cangkang telur di dalam MNB mampu meningkatkan kandungan mineral Ca, P, Mg dan Cu. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan cangkang kerang dan cangkang telur dalam MNB mampu mencukupi kebutuhan mineral Ca, P, Mg dan Cu namun belum mampu mencukupi kebutuhan mineral Zn kambing lokal.
“…The population of Gembrong goats is currently at risk of extinction. Attempts have been made to maintain the population of these goats, such as through the application of ration technology based on local feed as well as reproductive and genetic improvements [2]. Improving animal reproduction can be done through the application of artificial insemination (AI) technology.…”
Improving semen quality of goat can be done through the administration of PGF2α in vivo (injection) or in vitro (addition to diluent media). This study aimed to analyze the effectiveness of in vivo and in vitro PGF2α administration to improve the sperm quality of Gembrong goats. In this study, four Gembrong goats were used and divided into two treatment groups, namely K1 (n=2) which received an injection of 75 μg PGF2α, and K2 (n=2), which received an injection of 1.5 ml physiological NaCl. The collection of Gembrong goat semen was carried out 30 minutes after the treatment in each group. Then, the semen was examined macroscopically and microscopically. The semen collected in K2 was diluted with a diluent and mixed with 75 μg of PGF2α, whereas the semen collected in K1 was diluted without the addition of PGF2α. T-test was performed to analyze research data on the semen quality (volume, motility, concentration, viability, and abnormalities) after the in vivo treatment as well as spermatozoa motility after the in vitro treatment. The results showed that the in vivo administration of PGF2α was able to increase the concentration of spermatozoa (x 106 sperm cells/ml) in K1 vs. K2 with concentrations of 2300 ± 1343.5 vs. 1,185±431.34 (P>0.05). Meanwhile, the in vitro administration of PGF2α was able to increase pre-freezing motility in K1 and K2 with motility values (%) of 55.98±0.74 and 70.21±0.04 (P<0.05), respectively. Based on the results, the study concluded that both in vivo and in vitro administrations of PGF2α were able to improve the semen quality of Gembrong goats.
“…Thus, Gembrong ewes show sexual maturity at 18 months through reproductive traits such as gestation length of five months, oestrous length of 18 hours, and postpartum oestrous at Unfortunately, the Gembrong goat is critically endangered. In 2017, the total number in Tumbu Village was 33 [3]. As a result of the small population size, there is a risk of inbreeding of Gembrong goats.…”
Gembrong goat is an Indonesian breed originating from Bali Province that is very rare, having a high level of inbreeding. The inbreeding coefficient (Fis), inbreeding rate (IR), and inbreeding probability (PI) values of Gembrong goat were estimated in Tumbu village, Bali province, Indonesia. Previous studies provide data on the pedigree records of goats in 2015. According to research, the Fis value of Gembrong goats at Tumbu village was 0.413, putting them in the high category (Fx > 0.125). The IR value in the Gembrong population at Tumbu village was 0.025, putting it in the high group (IR > 0.020). The PI value in the F1 Gembrong population was 0.184, which was in the low category (PI 0.50). In conclusion, the elevated Fis and IR values in Gembrong goats were caused by a small population size. In the future, the Gembrong goat recording system will be critical for reducing inbreeding.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.