Pengobatan Tradisional Penyakit Diare Pada Anak Balita di Suku Bajo Kelurahan Bajoe Kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone

Abstract

Diare merupakan suatu penyakit yang di anggap biasa oleh masyarakat, sehingga kadang diabaikan namun penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama penyebab kesakitan dan kematian terutama pada balita. Diare dapat mengakibatkan demam, sakit perut, penurunan nafsu makan, rasa lelah dan penurunan berat badan. Tujuan Penelitian Untuk mendapatkan informasi secara mendalam mengenai Pengobatan Tradisional Penyakit Diare Pada Anak Balita di Suku Bajo Kabupaten Bone. Metode penelitian ini merupakan penelitian quasi kualitatif yang bermaksud mengeksplorasi secara mendalam dengan pendekatan etnografi fokus utamanya pada budaya mengenai perilaku Pengobatan Tradisional Penyakit Diare Pada Anak Balita di Suku Bajo Kabupaten Bone Tahun 2020 melalui wawancara mendalam (indepth interview), observasi dan dokumentasi secara terus menerus selama penelitian berlangsung. Penelitian ini dilaksanakan di suku Bajo pada tanggal 4 Maret sampai dengan 13 Maret 2020. Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian quasi kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi. Informasi diperoleh melalui wawancara mendalam. Sumber data yaitu orang-orang yang dimintai memberikan informasi , dan bersedia memberikan informasi yang disebut informan. Jumlah informan biasa sebanyak 3 orang, namun yang peneliti dalami 2 orang. Kesimpulannya pengobatan tradisional telah diyakini masyarakat suku Bajo dan menjadi budaya dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan yang bahkan tidak dapat disembuhkan dengan pengobatan medis.

Review: The role of local belief and wisdom of the Bajo community in marine conservation efforts

“…The Bajo tribe also believes that the ability to be able to treat various diseases is a hereditary legacy which has been recognized by the Bajo community until now. In fact, they already know about the existence of health services that are much better than traditional medicine, but for the Bajo people this is an alternative last resort (Syahrani 2020). According to research conducted by Pinto et al (2020), the most common health problem but less aware of by the Bajo community is the problem of hearing loss, where as many as 47 divers, who were respondents from the Bajo community in Bone District, South Sulawesi, there were 27 or around 49, 15% suffer from hearing loss.…”

“…The Bajo tribe has a strong belief that the sea is life, this is because they believe that their ancestors were descended from the God of the sea so that the Bajo tribe cannot escape from the sea (Marhadi 2012). The belief held by the Bajo community is indeed very strong because it is a that has been passed down from generation to generation (Syahrani et al 2020). However, some Bajo community groups have been influenced by globalization practices such as the use of media and technology such as television, mobile phones, and the internet (Chaidirman et al 2020).…”

Aplikasi System Repository Green Aceh untuk Menentukan Ramuan Obat Tradisional pada Penyakit Infeksi

“…Minimnya pengetahuan mengenai bahan-bahan baku pengobatan tradisional dan cara meraciknya membuat banyak orang sukar dalam membuat ramuan tradisional (Samsinar, Majid, & Rasma, 2018). Oleh karena itu sangat diperlukan adanya sebuah sistem yang dapat mendiagnosa jenis penyakit infeksi yang diderita oleh penderita supaya dapat memberikan pengobatan dalam bentuk ramuan tradisional melalui sistem repository green aceh sehingga akan menambah pengetahuan masyarakat dalam menggunakan ramuan tradisional (Eldawaty, Asnaldi, Wahyuri, & Kibadra, 2020;Hasan, 2020;Syahrani & Asrina, 2020).…”

Family Support in the Tradition of Mappanetta’ Isi as an Effort to Maintain Dental Health in the Bugis Community in South Sulawesi

“…Traditions related to dental care are always maintained and not easily eroded because of the support from family or social environment where the individual grows and develops. Toothless dental system in communities in Tlahap, Banjarnegara, and Nginang villages in Gianyar Bali has become a tradition that has survived because of strong communication and interaction, forming a structure and positive value embraced by its conservationists (Agustino, 2015) (Sutana, 2021) (Syahrani, 2020). Attention to dental health is very important but it is necessary to note the impact that can be caused if done without expertise and just preserving tradition.…”