2021
DOI: 10.31316/esjurnal.v8i2.1230
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pengembangan Modul Permainan Tradisional Sebagai Upaya Mengembangkan Karakter Adil Pada Anak Usia 9-12 Tahun

Abstract: AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul permainan tradisional berkarakter adil pada anak usia 9-12 tahun. Model penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Penelitian ini melibatkan lima guru dari Yogyakarta, Kulonprogo, Klaten, dan Gunungkidul untuk analisis kebutuhan, empat validator modul yang terdiri dari tiga guru bersertifikat dan satu dosen berlatar belakang seni untuk expert judgement, dan enam anak usia 9-12 tahun untuk uji coba terbatas. modul. Hasil pene… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

0
4
0
6

Year Published

2021
2021
2024
2024

Publication Types

Select...
8

Relationship

0
8

Authors

Journals

citations
Cited by 21 publications
(20 citation statements)
references
References 0 publications
0
4
0
6
Order By: Relevance
“…Faktor yang menyebabkan turunnya kepedulian sosial kepada anak yaitu bermain internet, sangat mudahnya untuk mengakses sesuatu informasi menjadikan anak lupa waktu dan kurang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar (Agustika, 2020;Kharisma Bismi Alrasheed & Aprianti, 2011;Widiyono, 2020). Sarana hiburan (game), dengan perkembangan teknologi sarana hiburan berbentuk game telah menjauhkan anak anak dari kegiatan sosial seperti bermain dengan teman sejawat (Amania et al, 2021;Oktavia & Mulabbiyah, 2019). Tayangan televisi, dengan banyaknya sinetron yang tidak mendidik menjadikan anak anak cenderung meniru perilaku tersebut, Masuknya budaya barat, budaya barat bertolak belakang dengan budaya timur menjadikan seseorang cenderung lebih peduli dengan dirinya sendiri.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Faktor yang menyebabkan turunnya kepedulian sosial kepada anak yaitu bermain internet, sangat mudahnya untuk mengakses sesuatu informasi menjadikan anak lupa waktu dan kurang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar (Agustika, 2020;Kharisma Bismi Alrasheed & Aprianti, 2011;Widiyono, 2020). Sarana hiburan (game), dengan perkembangan teknologi sarana hiburan berbentuk game telah menjauhkan anak anak dari kegiatan sosial seperti bermain dengan teman sejawat (Amania et al, 2021;Oktavia & Mulabbiyah, 2019). Tayangan televisi, dengan banyaknya sinetron yang tidak mendidik menjadikan anak anak cenderung meniru perilaku tersebut, Masuknya budaya barat, budaya barat bertolak belakang dengan budaya timur menjadikan seseorang cenderung lebih peduli dengan dirinya sendiri.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Permainan tradisional dikenal memiliki beberapa keunggulan dibanding permainan modern pada masa kini. Permainan tradisional dapat memperkenalkan, melestarikan, sekaligus meningkatkan kecintaan terhadap warisan budaya bangsa dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya (Amania et al, 2021;Hanief & Sugito, 2015). Pada era globalisasi kini beberapa pakar pendidikan Indonesia berusaha untuk menghidupkan dan melestarikan permainan tradisional di tengah gencarnya pengaruh budaya dan teknologi modern.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Dalam permainan tradisional juga ada beberapa cara melakukan permainannya ada yang berkelompok dan individu. Permainan tradisional dapat melatih kemampuan anak membaca gerak tubuh, menggerakkan tubuh, melatih ketangkasan dan kelincahan anak dalam permainan, meningkatkan kemampuan komunikasi dan kemampuan menyusun strategi yang baik, melepaskan emosi anak dan melatih anak belajar berkelompok (Amania et al, 2021;Putri et al, 2021;Ramadhani & Fauziah, 2020). Selain itu anak akan terlihat aktif dalam pembelajaran pengembangan fisik motorik dan mempunyai minat dan motivasi untuk melakukan permainan tersebut dengan hati yang menyenangkan (Aye et al, 2017;Sopiyati, 2021;Tanto & Sufyana, 2020).…”
Section: Introductionunclassified
“…Temuan ini diperkuat dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa modul pembelajaran efektif digunakan pada proses pembelajaran (Apriyanti et al, 2018;Susilowati et al, 2018;Suwasono, 2013). Temuan lain juga menyatakan bahwa modul pembelajaran dapat digunakan dalam mengembangkan nilai-nilai karakter siswa (Amania et al, 2021;Pitaloka et al, 2021;Solihudin JH, 2018). Pengajaran modul juga memberi kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut caranya masing-masing.…”
Section: Pembahasanunclassified