Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Berbasis Peta Pikiran pada Materi Peluang

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangan modul pembelajaran matematika berbasis peta pikiran yang valid, praktis dan efektif pada materi peluang untuk peserta didik kelas XI. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and thedevelopment) dengan model 4-D (define, desain, develop, desemenaid). Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI pada salah satu SMA di Sungai Penuh. Data penelitian dikumpulkan menggunakan lembar validasi, angket respon peserta didik dan guru, lembar observasi aktivitas belajar, angket motivasi peserta didik dan tes hasil belajar. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul pembelajaran matematika berbasis peta pikiran pada materi peluang yang telah dikembangkan berada pada kategori valid, praktis dan efektif. Hal ini dapat dilihat dari hasil validasi modul oleh ahli dengan nilai rata-rata 76,95% termasuk kategari valid dan hasil uji kepraktisan modul oleh peserta didik nilai rata-rata 82,72% termasuk kategori sangat praktis dan guru dengan nilai rata-rata 75,3% termasuk kategori praktis. Selain itu, hasil uji efektivitas modul berdasarkan data aktivitas peserta didik menunjukkan terjadi peningkatan yaitu pertemuan I, II dan III dengan rata-rata aktivitas peserta didik 70%, 72,22 dan 81,11%. Angket motivasi berada pada kriteria sangat termotivasi dengan rata-rata persentase motivasi peserta didik dalam belajar adalah 80,8%. Sedangkan hasil tes diperolah 88,9% artinya tingkat kelulusan peserta didik lebih dari 75%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran matematika berbasis peta pikiran pada materi peluang layak dijadikan sebagai bahan ajar bagi pesrta didik kelas XI.

Pengembangan Buku Ajar Ilmu Pengetahuan Alam Berbasis Higher Order Thinking Skill untuk Siswa Sekolah Dasar

“…Proses pembelajaran saat ini memiliki tujuan memunculkan pola berpikir tingkat tinggi, berpikir kritis, berorientasi pada pemecahan masalah dan mampu mengevaluasi suatu kondisi. Rangkaian proses pembelajaran tersebut tentu memerlukan penunjang misalnya pelaksanaan proses pembelajaran yang berbasis HOTS, perangkat pembelajaran yang memadai, sarana dan prasarana yang dapat membantu guru dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang berpikir kritis dan guru sebagai sumber daya manusia harus menguasai hakikat cikal bakal dari HOTS yakni Taksonomi Bloom (Emmanuela, 2020).…”