2017
DOI: 10.35792/zot.32.5.2013.983
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pengayaan Nilai Nutritif Sekam Padi Berbasis Bioteknologi “Effective Microorganisms” (Em4) Sebagai Bahan Pakan Organik.

Abstract: Suatu penelitian telah dilakukan untuk melihat sejauh mana pengayaan nilai nutritif sekam padi berbasis bioteknologi “Effective Microorganisms” (EM4). Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pengolahan dan Industri Makanan Ternak Fakultas Peternakan UNSRAT, kemudian dilanjutkan dengan analisis sampel di Laboratorium BARISTAND (Badan Riset dan Standarisasi Industri) Sulut. Lamanya penelitian dari bulan September sampai November 2011. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pola R… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
3
0
8

Year Published

2019
2019
2023
2023

Publication Types

Select...
7

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 10 publications
(11 citation statements)
references
References 0 publications
0
3
0
8
Order By: Relevance
“…sekam padi merupakan hasil samping industri pertanian yang produksinya tinggi, nilai ekonomi rendah dan ketersediaannya stabil dilihat dari hasil utamanya yaitu beras (Telew et al, 2013) Produksi padi di provinsi jawa tengah lebih kurang sebanyak 11,31 juta ton pertahun dengan sekam yang dihasilkan sekitar 18% atau sebanyak 2,34 juta ton (BPS, 2015). Sekam padi memiliki kandungan protein hanya sekitar 1,92% dan serat kasar sebesar 37,33% (Telew et al, 2013). Rendahnya kandungan protein dan tingginya kandungan serat kasar pada sekam padi menyebabkan penggunaan sekam padi sebagai pakan alternatif belum optimal.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…sekam padi merupakan hasil samping industri pertanian yang produksinya tinggi, nilai ekonomi rendah dan ketersediaannya stabil dilihat dari hasil utamanya yaitu beras (Telew et al, 2013) Produksi padi di provinsi jawa tengah lebih kurang sebanyak 11,31 juta ton pertahun dengan sekam yang dihasilkan sekitar 18% atau sebanyak 2,34 juta ton (BPS, 2015). Sekam padi memiliki kandungan protein hanya sekitar 1,92% dan serat kasar sebesar 37,33% (Telew et al, 2013). Rendahnya kandungan protein dan tingginya kandungan serat kasar pada sekam padi menyebabkan penggunaan sekam padi sebagai pakan alternatif belum optimal.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Menurut Wahju (2004) konsumsi ransum dipengaruhi oleh palatabilitas, dimana palatabilitas sangat dipengaruhi oleh bentuk, tekstur, bau aroma, rasa, warna, kualitas, genetik, keseimbangan nutrisi, laju pertumbuhan, bangsa, umur, jenis kelamin, lingkungan dan kesehatan ternak. Lebih lanjut Telew et al, (2013) menyatakan bahwa pada prinsipnya fermentasi dapat menaikkan kualitas bahan pakan yang nilai nutrisinya rendah menjadi lebih baik sebagai akibat dari penyederhanaan fraksi-fraksi seperti serat kasar menjadi komponen dasar energi tersedia maupun multiplikasi biomassa sel mikroorganisme menjadi protein sel tunggal. Lebih lanjut, hasil penelitian Mahfudz (2006), menunjukkan bahwa penggunaan ampas tahu yang difermentasi dengan menggunakan laru oncom dapat meningkatkan jumlah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, persentase karkas, efisiensi penggunaan protein, serta menurunkan konversi ransum pada broiler.…”
Section: Konsumsi Ransumunclassified
“…A study by Joseph et al (2008) reported that after 96 hours the fat content in the substrate decreased because it could have been used to form the enzyme lipolytic extracellular by fungi in the lipid and fatty acid of the substrate (Sjofjan et al, 2020) Gross Energy Table 1 indicates that the level of liquid waste biogas significantly affects (P<0.01) the gross energy content of the rice husk. The higher level of liquid waste biogas could increase the gross energy of rice husk due to microbial decomposition of components of the complex cellulose into glucose more (Telew et al, 2013). The gross energy of rice husk increased because of the formation of the xylanase enzyme during the fermentation which degraded xylene to simple sugars (Suryanata et al, 2013).…”
Section: Fatmentioning
confidence: 99%