Pengaruh Pola Asuh Nutrisi Dan Stimulasi Terhadap Perkembangan Anak Usia 1-2 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Babadan Kabupaten Indramayu

Abstract

Kekurangan gizi pada awal kehidupan anak berdampak pada kualitas sumber daya manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola asuh nutrisi dan stimulasi pada perkembangan anak usia 1-2 tahun di wilayah kerja Puskesmas Babadan Kabupaten Indramayu. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model mixed methods concurrent triangulasi. Penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan observasional analitik dengan potong lintang (cross sectional). Sampel yang dipilih untuk penelitian kuantitatif adalah ibu dan anak yang berusia 1-2 tahun yaitu sebanyak 96 responden. Penelitian kualitatif menggunakan strategi studi kasus. Hasil penelitian didapatkan Pola asuh nutrisi baik 81,3%,serta stimulasi baik 71,9%. Terdapat hubungan yang bermakna pola asuh nutrisi dan stimulasi terhadap perkembangan anak usia 1-2 tahun (nilai p=0,014 dan 0,007). Hasil wawancara dengan responden didapatkan pola asuh nutrisi yang dilakukan dalam penyajian makan belum dilakukan dengan baik, serta stimulasi diberikan dengan bantuan keluarga dan dilakukan secara rutin.

Determinants Of Height Coverage Of Children Just Entering Elementary School (Sd) In Puskesmas Wolojita And Puskesmas Onekore Ende District

“…Parenting style is an important factor in a child's growth and development. Adequate care not only has benefits for the child's immune system, but is also able to improve the child's mental and physical development and, most importantly, the child's health (Putri & Dewina, 2020). Good and bad parenting patterns can influence the growth of toddlers and the fulfillment of toddler nutrition which can result in malnutrition status in toddlers (Juliani, 2019).…”

Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Ibu dalam Perawatan Anak Stunting Melalui Pemberdayaan Kader “Sarangge Maloa”

“…Beberapa Kecamatan Di Kabupaten Bima, salah satunya Kecamatan Wawo adalah daerah yang berbukit-bukit dan penduduk yang terpencar jauh antara kampung yang satu dengan yang lain dengan mata pencaharian rata-rata bercocok tanam. Kondisi daerah tersebut merupakan tantangan dan kesulitan tersendiri bagi tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal (Kurniadi et al, 2022), oleh karena itu, diperlukan sarana yang dekat dengan masyarakat dan pemberdayaan kader khusus untuk menambah pengetahuan dan keterampilan masyarakat terutama ibu dalam menangani dan mencegah terjadinya stunting (Putri & Dewina, 2020). Masyarakat Kabupaten Bima juga masih memeggang teguh adat dan tradisi leluhur, dimana musyawarah dan mufakat (mafaka ro dampa) salah satunya.…”