2018
DOI: 10.31186/jspi.id.13.2.182-188
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pengaruh Pemupukan dan Interval Penyiraman terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Gajah Odot (Pennisetum purpereum cv Mott)

Abstract: This study aims to determine the effect of compost fertilizer dosage and watering interval on the growth and production of Odot grass (P. purpereum cv Mott) in the semi arid region. The design used was Completely Randomized factorial design with 3 x 3 with 3 replications. The dosages of compost fertilizer (D) as factor A, were: D 0 (control); D 1 (5 tons / ha); and D 2 (10 tons / ha) and the watering intervals (I) as factor B, were: I 0 (control); I 1 (watering every 2 days as much as 4 liters / m2); and I 2 (… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
1
1
9

Year Published

2020
2020
2024
2024

Publication Types

Select...
7
1

Relationship

0
8

Authors

Journals

citations
Cited by 15 publications
(15 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
1
9
Order By: Relevance
“…Selain itu, rumput odot juga memiliki produksi yang cukup tinggi dibandingkan dengan hijauan lain misalnya rumput setaria. Produksi yang dapat dihasilkan rumput odot dapat mencapai 60 ton/ha (Ressie et al, 2018). Sedangkan produksi rumput setaria hanya dapat mencapai 31 ton/ha/tahun (Toe & Koten, 2016).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Selain itu, rumput odot juga memiliki produksi yang cukup tinggi dibandingkan dengan hijauan lain misalnya rumput setaria. Produksi yang dapat dihasilkan rumput odot dapat mencapai 60 ton/ha (Ressie et al, 2018). Sedangkan produksi rumput setaria hanya dapat mencapai 31 ton/ha/tahun (Toe & Koten, 2016).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Hasil analisis menunjukan bahwa perlakuan pupuk berpengaruh nyata terhadap kandungan klorofil a pada daun, akan tetapi pada beberapa perlakuan dosis pupuk didapatkan ada yang tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan klorofil a. Pada perlakuan P3 dan P4 tidak berbeda nyata dengan perlakuan Po (kontrol) dibandingkan dengan P1 dan P2 yang berbeda nyata, hal ini kemungkinan karena pupuk bokashi mengalami imobilitas hara sehingga tanaman mengalami defisiensi unsur hara. Ressie et al (2018) menyatakan pemberian bahan organik yang berlebihan akan diserang oleh mikroba (bakteri maupun fungi) sehingga hara yang seharusnya disediakan untuk tanaman diambil mikroba untuk proses pertumbuhannya. Adanya kandungan klorofil a akan meningkatkan partisipasi dalam perubahan radiasi untuk kegiatan fotosintesis yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Sirait, 2008) Keterangan: angka yang bernotasi sama pada kolom yang sama berarti tidak berpengaruh nyata menurut uji DMRT pada P=0,05, P0: Kontrol, P1: pupuk bokashi 10 ton -1 , P2: pupuk bokashi 20 ton -1 , P3: pupuk bokashi 30 ton -1 , P4: pupuk bokashi 40 ton -1…”
Section: Kandungan Klorofil Aunclassified
“…Umur potong juga mempengaruhi produksi bahan kering tanaman karena semakin tinggi umur tanaman maka semakin tinggi pula produksi bahan kering tanaman sesuai dengan pendapat I Subagio (1988) yang menyatakan bahwa Produksi bahan kering suatu hijauan akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur potong atau defoliasi. Rendahnya produksi bahan kering yang dihasilkan diduga dipengaruhi oleh kadar air yang diberikan, yaitu menurut Ressie et al (2018) yang menyatakan bahwa air berperan penting dalam kelarutan unsur hara tanaman. semakin tinggi tingkat kelarutan unsur hara, maka makin banyak unsur hara yang dapat dimanfaatkan tanaman untuk berproduksi, sehingga dapat meningkatkan produksi bahan segar dan bahan kering tanaman.…”
Section: Produksi Bahan Keringunclassified