2016
DOI: 10.23917/indigenous.v1i1.1792
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pengaruh Pelatihan Regulasi Emosi Terhadap Kebahagiaan Remaja Panti Asuhan Yatim Piatu

Abstract: Kebahagiaan merupakan gambaran emosi positif dan negatif (afektif) dan kepuasan hidup seseorang terhadap keseluruhan kehidupan. Orang yang bahagia menunjukkan kecenderungan emosi positif lebih tinggi daripada emosi negatif dan lebih sering merasakan kepuasan dalam kehidupannya. Hasil dari studi awalyang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa kehidupan anak di panti asuhan cenderung mengalami emosi negatif dibanding emosi positif, serta sering mengeluhkan kehidupannya. Sebetulnya terdapat beberapa intervensi yang… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1

Citation Types

0
2
0
6

Year Published

2019
2019
2024
2024

Publication Types

Select...
5
1

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 9 publications
(9 citation statements)
references
References 1 publication
0
2
0
6
Order By: Relevance
“…Pada kenyataannya tidak semua anak mendapatkan pengasuhan oleh orang tua. Beberapa anak terpisah dari keluarganya karena suatu alasan seperti menjadi yatim, piatu atau yatim piatu, tidak memiliki sanak keluarga yang mampu atau mau mengasuh sehingga menjadi telantar yang menyebabkan anak-anak tersebut dapat diasuh dalam lembaga pengasuhan seperti panti asuhan (Aesijah, 2014). Salah satu usaha yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan anak adalah dengan mendirikan panti sosial asuhan anak atau yang sekarang dikenal dengan lembaga kesejahteraan sosial anak.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pada kenyataannya tidak semua anak mendapatkan pengasuhan oleh orang tua. Beberapa anak terpisah dari keluarganya karena suatu alasan seperti menjadi yatim, piatu atau yatim piatu, tidak memiliki sanak keluarga yang mampu atau mau mengasuh sehingga menjadi telantar yang menyebabkan anak-anak tersebut dapat diasuh dalam lembaga pengasuhan seperti panti asuhan (Aesijah, 2014). Salah satu usaha yang diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan anak adalah dengan mendirikan panti sosial asuhan anak atau yang sekarang dikenal dengan lembaga kesejahteraan sosial anak.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Namun pada kenyataannya, tidak semua anak mendapatkan pengasuhan oleh orangtua. Beberapa anak terpisah dari keluarganya karena suatu alasan seperti menjadi yatim, piatu atau yatim piatu, tidak memiliki sanak keluarga yang mampu atau mau mengasuh sehingga menjadi terlantar yang menyebabkan anak-anak tersebut dapat diasuh dalam lembaga pengasuhan seperti panti asuhan (Aesijah, 2014).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Berbagai permasalahan keterbatasan yang ada dapat menempatkan anak pada resiko mengalami masalah psikologis. Penelitian Aesijah (2014) mengenai permasalahan psikologis anak-anak asuh di panti asuhan menemukan bahwa anak yang tinggal di panti asuhan mengalami banyak masalah psikologis seperti kepribadian yang inferior, pasif, apatis, menarik diri, mudah putus asa, penuh dengan ketakutan dan kecemasan, lebih kaku dalam berhubungan sosial dengan orang lain dan penyesuaian sosialnya kurang memuaskan. Penelitian terkait mengenai anak panti asuhan telah dilakukan juga oleh Pilapil (2015) yang mengkaji mengenai well-being pada anak panti asuhan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Some children are separated from their families for reasons such as the death of parents (being orphaned). They did not have relatives who are able or willing to care so that they become homeless, causing these children to be raised in care institutions such as orphanages (Aesijah, 2014).…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%