Pengaruh Nilai Karakter Nasionalisme Terhadap Hasil Belajar PKN Sekolah Dasar

Abstract

Pada era yang akan datang, kita akan dihadapkan oleh persaingan yang semakin kuat, kemajuan teknologi yang akan semakin pesat, serta percepatan globalisasi yang akan menimbulkan banyak dampak negative dan positif. Oleh karena itu, karakter menjadi salah satu hal yang menjadi peranan penting dalam dunia Pendidikan. Karena Pendidikan karakter berguna untuk mendukung kemajuan dan pembangunan sumber daya manusia yang tak hanya lebih baik, namun berkualitas. Salah satu Pendidikan karakter yang penting adalah karakter Nasionalisme, penanaman nilai karakter ini bisa dilakukan dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Namun, pada saat ini penulis memfokuskan pembahasan nilai karakter nasionalisme di lingkungan sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai Nasionalisme terhadap prestasi belajar mata pelajaran Pkn kelas V Tema 7 Subtema 2 Peristiwa kebangsaan Seputar proklamasi kemerdekaan di SDN CIJANTUNG 06 Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Utara. Sampel penelitian diambil dari kelas V yang berjumlah tiga kelas. Jumlah responden nya sebanyak 60 siswa. Penelitian yang digunakan oleh penulis merupakan kuantitatif dengan pengumpulan data menggunakan kuisioner. Analisis data menggunakan analisis regresi sederhana dan analisis jalur atau analisis satu arah, yaitu pengaruh antara “Nilai Karakter Nasionalisme terhadap Hasil Belajar Pkn”. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan rumus regresi linier sederhana, diperoleh hasil yaitu kedua variable ini berkorelasi, bentuk hubungannya adalah positif, dan berkorelasi sempurna. Dengan hasil yaitu Nilai Karakter Nasionalisme terhadap hasil belajar Pkn memiliki pengaruh yang sangat besar.

Educating Children With Heart and Self-Quality: Implications of Ki Hadjar Dewantara's Thinking on Primary School Character Education

“…The world of education is shaken by technological developments so that character education, such as nationalism, is very urgent (Indriani & Ghani, 2022) by seeing symptoms of loss of student integrity seen in bullying attitudes and academic delinquency (cheating, for example) (Swandewi & Nugrahanta, 2023). In general, Bloom's taxonomy became an educational reference, as stated in the taxonomic arrangement made and formulated by Benjamin S. Bloom in 1956.…”

“…However, long before that, Ki Hadjar Dewantara had created three domains similar to the term: creation (reasoning), taste (passion), and intention (practice), or the concept of Tri-Nga consisting of Ngerti (cognitive), Ngrasa (affective) and Nglakoni (psychomotor) (Wijayanti, 2018) which are also expressed with terms: cognitive moral, moral feeling, moral action (Lickona, 2019;Vebrianto Susilo, 2018). In a sense, the thought of Ki Hadja Dewantara is the crystallization of local wisdom in Nusantata (Indriani & Ghani, 2022;Siswantara, 2021). In this local wisdom, a child is educated to be a good person or character.…”