Pariwisata perkotaan (urban tourism) merupakan bentuk pengembangan pariwisata dengan lokasi wisata yang berada di area atau dalam kota, elemen-elemen kota bahkan kota itu sendiri menjadi daya tarik utama pariwisata (Prijadu dkk, 2014). Perkotaan memiliki tata letak atau tata ruang yang didesain sedemikian rupa untuk menunjang tercapainya fasilitas publik yang dapat digunakan masyarakat. Selain dapat mencapai keberhasilan dalam fasilitas publik, perkotaan juga dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk dapat melakukan kegiatan pariwisata. Pariwisata perkotaan memiliki karakteristik lain yang khas, berbeda dengan pariwisata pada umumnya yang daya tarik wisatawannya memang ditujukan hanya untuk mereka yang berwisata. Wisatawan perkotaan menggunakan fasilitas perkotaan yang juga digunakan oleh penduduk kota sebagai daya tarik wisatanya (Law, 1996:4). Penerapan pariwisata perkotaan dapat dilihat di berbagai kota di Indonesia seperti contohnya Bandung, Jakarta, Yogyakarta, dan sebagainya. Sebagai salah satu kota yang memiliki daya tarik wisata perkotaan, Yogyakarta juga telah lama memiliki kawasan pariwisata perkotaan yakni Malioboro. Malioboro merupakan salah satu destinasi pariwisata andalan Kota Yogyakarta. Sebagai landmark kota Yogyakarta, Malioboro terus berbenah dari tahun ke tahun. Sudah mengalami banyak perubahan semenjak adanya kawasan Malioboro ini. Pembenahan atau perubahan yang cukup signifikan terjadi di masa pandemi Covid-19 pada tahun 2020 awal hingga 2021. Banyak dampak kerugian secara ekonomi menghantam para pelaku usaha di kawasan Malioboro.