2016
DOI: 10.26874/kjif.v4i1.54
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pengaruh Kepuasan Terhadap Kemauan Membayar (Willingness to Pay) Jasa Pelayanan Konseling Oleh Apoteker Di Apotek

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
2
1

Citation Types

0
2
0
1

Year Published

2019
2019
2023
2023

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(5 citation statements)
references
References 0 publications
0
2
0
1
Order By: Relevance
“…Salah satunya yaitu melakukan konseling. Konseling merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada pasien, umumnya oleh apoteker di klinik farmasi (Harlianti et al, 2016). Konsultasi dengan Apoteker memiliki dampak penting pada kesesuaian pengobatan pasien yang menderita hipertensi.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Salah satunya yaitu melakukan konseling. Konseling merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada pasien, umumnya oleh apoteker di klinik farmasi (Harlianti et al, 2016). Konsultasi dengan Apoteker memiliki dampak penting pada kesesuaian pengobatan pasien yang menderita hipertensi.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Kebijakan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu tersedia Standar Operasional Prosedur pelaksanaan konseling dan tersedia insentif pelaksanaan konseling. Usaha untuk mendorong peningkatan pelaksanaan pelayanan kefarmasian salah satunya ialah dengan memasang besaran tarif jasa pelayanan temasuk pada pelaksanaan konseling (Harlianti & Novitasari, 2020). Konseling oleh apoteker komunitas terbukti meningkatkan hasil klinis yang lebih baik untuk pasien (Suprobo & Fadillah, 2020).…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Konseling oleh apoteker komunitas terbukti meningkatkan hasil klinis yang lebih baik untuk pasien (Suprobo & Fadillah, 2020). Adanya jasa layanan/insentif dapat meningkatkan motivasi apoteker dalam melakukan konseling (Harlianti & Novitasari, 2020). Standar Operasional Prosedur diperlukan sebagai motivasi apoteker dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian secara konsisten, sehingga faktor penguat yaitu adanya suatu kebijakan sangatlah penting agar suatu perilaku terus menerus dilakukan.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…However, several studies in Indonesia showed that pharmacists are still passive in providing information regarding the provision of drug information and only provide limited information. That is, they only provide drug information when questions arose (Baroroh, 2014;Mayefis, Halim and Rahim, 2015;Athiyah et al, 2014;Athiyah et al, 2014;Harlianti et al, 2016).…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%