Pengaruh Brand Attachment Terhadap Repurchase Intention Pada Kopi Kenangan Dengan Brand Commitment Dan Brand Loyalty Sebagai Variabel Intervening

Abstract

Kopi Kenangan became the first Foods and Beverages Retail Unicorn from Southeast Asia, during the COVID-19 pandemic, the company learned to quickly adapt to changing business environments and challenges by implementing new strategies, so as to be able to serve 40 million cups of coffee in the last 12 months. This study aims to determine whether Brand Attachment through Brand Commitment and Brand Loyalty has an effect on Repurchase Intention of Kopi Kenangan. The research method is quantitative with the independent variable is Brand Attachment, the intervening variables are Brand Commitment and Brand Loyalty, and the dependent variable is Repurchase Intention. The population in this study were Kopi Kenangan consumers with a sample of 200 respondents. Data collection was carried out using a questionnaire which was distributed using a Google form. Data processing uses the SEM method by utilizing the SmartPLS application which consists of outer model analysis, inner model analysis and hypothesis testing. The results showed that Brand Attachment through Brand Commitment and Brand Loyalty indirectly affected Repurchase Intention on Kopi Kenangan, but Brand Attachment directly did not affect affected Repurchase Intention on Kopi Kenangan.

Pengaruh brand attachment dan brand commitment terhadap repurchase intention pelanggan soft lens di Jakarta

“…Menurut Hsiao et al (2015), brand commitment adalah perasaan yang muncul dari interaksi dengan suatu merek yang dapat memotivasi konsumen untuk terus berinteraksi dengan merek tersebut, walaupun terjadi sedikit perubahan pada merek ataupun terdapat produk serupa yang ditawarkan oleh merek lain. Selanjutnya, brand commitment dapat berpengaruh terhadap repurchase intention (Yurindera, 2022). Menurut Evanschitzky et al (2006), brand commitment dapat ditinjau dari dimensi affective, calculative, dan normative.…”

“…Brand Attachment Rosadi et al (2022) berpendapat bahwa brand attachment terjadi ketika pelanggan merasa bahwa dirinya memiliki karakteristik yang serupa dengan suatu merek, sehingga pelanggan merasakan adanya keterikatan dengan merek tersebut. Yurindera (2022) mendefinisikan brand attachment sebagai hubungan konsumen dengan suatu merek yang menunjukkan kepribadian konsumen berdasarkan kesesuaian dengan karakteristik merek tersebut.…”

“…Selanjutnya, pada hipotesis kedua, nilai t-statistics sebesar 7,860 dan p-value sebesar 0,000, sehingga hipotesis H2 diterima, yang berarti brand commitment berpengaruh positif dan signifikan terhadap repurchase intention pelanggan soft lens merek tersebut di Jakarta. Hasil tersebut sesuai dengan Sohaib et al (2016), Yurindera (2022), Fonny dan Tandijaya (2022) yang menyimpulkan bahwa brand commitment berpengaruh positif dan signifikan terhadap repurchase intention. Hasil tersebut mengimplikasikan bahwa ketika pelanggan merasa harapannya terhadap suatu produk dapat terpenuhi secara konsisten, mereka akan memiliki kecenderungan yang tinggi untuk berkomitmen dengan produk tersebut dan tidak bersedia untuk menggunakan produk yang ditawarkan oleh merek lain, walaupun produk lain ditawarkan dengan harga yang lebih murah (Aziza, 2023).…”

“…Sementara itu, pada hipotesis ketiga, nilai t-statistics sebesar 7,660 dan p-value sebesar 0,000, sehingga hipotesis H3 diterima, yang berarti brand attachment berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand commitment. Hasil tersebut serupa dengan Yurindera (2022) dan Jasin (2022) yang menyimpulkan bahwa brand attachment berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand commitment. Hasil tersebut menunjukkan bahwa keterikatan terhadap produk soft lens merek tersebut dapat memotivasi pelanggan untuk berkomitmen dengan merek tersebut.…”