Penerapan Tehnologi Inseminasi Buatan Menggunakan Sperma Sexing Pada Ternak Sapi Di Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat

Abstract

Peningkatan mutu reproduksi pada kegiatan perternakan sapi perlu terus menerus digalakkan. Hal tersebut agar terciptanya efisiensi pada usaha produksi ternak sehingga menghasilkan keuntungan finansial yang lebih baik. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan mutu genetik pada ternak sapi melalui inseminasi buatan menggunakan tekhnologi sperma sexing. Kegiatan ini dilakukan melalui penyuluhan, ceramah dan diskusi. Peserta yang menjadi target pelaksanaan kegiatan adalah peternak sapi yang berkecimpung pada bidang tekhnologi reproduksi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa kegiatan pengabdian pada masyarakat ini berjalan cukup baik. Respon dan antusiasme peserta penyuluhan dalam diskusi sangat baik. Penilaian sangat baik karena sambutan dari tokoh atau pemuka masyarakat untuk dapat merealisasikan pengetahuan tentang IB menggunakan sperma sexing pada ternaknya. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah terjadinya peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta tentang teknologi inseminasi buatan menggunakan metode sperma sexing pada ternak sapi. Penilaian ini berdasarkan respon peserta dan pemuka masyarakat, sehingga hal ini merupakan faktor pendukung keberhasilan pelaksanaan IB pada waktu yang akan datang.

Artificial Insemination in Local Beef Cattle Breeding Using Various Breeds of Males in West Lombok Regency: An Evaluation of Its Success Rate

“…The non-return rate is the percentage of animals that do not return to mate or return to estrus after the first insemination (Yuliani et al, 2020). Lombok Regency shows almost the same results, not much different from the results of the study of (San et al, 2015) showed that the NRR result of 28-35 days in Patean District was 83.44% and in Plantungan District 86.66%.…”

Addition of Sugarcane Juice to Tris Egg Yolk Buffer Diluent Improves the Quality of the Stored Diluted Semen of Kacang Goats at 5°C

“…Therefore, when a low viscosity was observed, it was assumed that the semen had a low concentration of spermatozoa (Sumadiasa et al, 2018). The pH of the collected semen was neutral, with a value of 7.00, which was within the normal range of 6-7 (LukmanHy et al, 2020;Dhumal et al, 2021).…”

“…Kacang goat is suitable for meat and leather production because it is prolific, resistant to various conditions, and well-adapted to different rearing environments, with the main product being meat (Nafiu et al, 2020). To increase their productivity, appropriate reproductive technology, such as artificial insemination (AI) can be used (LukmanHy et al, 2020). This technique aims to minimize the potential danger of disease transmission through natural mating; moreover, the used semen is selected from superior males.…”