2009
DOI: 10.18326/mdr.v1i1.117-160
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Ki Hajar Dewantara

Abstract: The purpose of this study was to determine the concept of character education in the perspective of Ki Hajar Dewantara and their implications in education today. This research was focused on the literary reference books and relevant sources. The data were taken by library research and qualitative approach literature which is a purely literary study, using the method of documentation to find the data on things or variables in the form of notes such like books, magazines, documents, regulations, daily notes, mee… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
6
0
5

Year Published

2019
2019
2023
2023

Publication Types

Select...
6

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 8 publications
(11 citation statements)
references
References 0 publications
0
6
0
5
Order By: Relevance
“…Watak seseorang dapat diketahui dengan pasti karena sifatnya memang tetap dan dapat di bedakan dengan yang lainnya. (Anisah, 2009) Makna dari pendidikan karakter mempunyai arti yang sama dengan Pendidikan akhlak dan karakter yang bertujuan untuk membentuk pribadinya supaya menjadi orang baikdengan membiasakan. (Munif, 2017)…”
Section: Pengertian Pendidikan Karakterunclassified
“…Watak seseorang dapat diketahui dengan pasti karena sifatnya memang tetap dan dapat di bedakan dengan yang lainnya. (Anisah, 2009) Makna dari pendidikan karakter mempunyai arti yang sama dengan Pendidikan akhlak dan karakter yang bertujuan untuk membentuk pribadinya supaya menjadi orang baikdengan membiasakan. (Munif, 2017)…”
Section: Pengertian Pendidikan Karakterunclassified
“…In Indonesia, character-building is a widely discussed issue (Anisah, 2015). Therefore, a teacher, as someone who is 'obeyed and followed', must be professional in his or her profession (Nata, 2010).…”
Section: B Literature Reviewmentioning
confidence: 99%
“…As a result, the teacher maintains a consistent attitude as an example leader who really can perform ngemong, momong, or among as a teacher (pamong) for students at any time and in any place. There are numerous studies on teaching figures in Ki Hadjar Dewantara's points of view, who can apply the leadership trilogy, role models, with compassionate and caring attitude, spirit of religion, humanism, intellectual competence, and social awareness (Admaja, 2017;Anisah, 2015;Darmawan & Sujoko, 2019;Kumalasari, 2010). Nonetheless, previous studies have never been conducted dealing with the qualifications of becoming a teacher from both outer (exoteric) and inner (esoteric) dimensions.…”
Section: A Introductionmentioning
confidence: 99%
“…Ki Sarmidi yang merupakan salah satu pemimpin Taman Siswa menyebutkan 7 pasal asas Taman Siswa merupakan bahwa asas itu sebagai lanjutan cita-cita Ki Hajar Dewantara dan kawan-kawannya yang tergabung dalam Geromboloan Selasa Kliwon, sebagai anak rohani gerakan politik kiri dan gerakan kebatinan yang menganjurkan kebebasan. Tujuh pasal asas Taman Siswa itu adalah (1) pasal 1 dan 2 mengandung dasar kemerdekaan tiap orang terhadap dirinya sendiri; (2) pasal 3 mengandung menyinggung kepentingan-kepentingan sosial, politik, dan ekonomi; (3) pasal 4 mengandung dasar kerakyatan; (4) pasal 5 mengandung percaya kepada kekuatan diri sendiri untuk tumbuh dan berkembang; (5) pasal 6 mengandung persyaratan dalam mengejar kemerdekaan diri; dan (6) pasal 7 mengandung adanya keikhlasan lahir batin bagi guru untuk mendekati anak didiknya (Anisah et al, 2015 Tiga tujuan mulia tersebut yaitu (1) menanamkan ras cinta tanah air; (2) melatih para calon pemimpin nasional; (3) mempertebal persaudaraan antar suku-suku bangsa di Indonesia. Tepat pada 12 Juni 1918, nama TKD diubah menjadi Jong Java (JJ) dengan dasar organisasi kebudayaan Jawa Raya di Solo.…”
Section: Pendidikan Ki Sarmidi Mangunsarkorounclassified