Penapisan Senyawa Fitokimia Dan Pengujian Antioksidan Ekstrak Daun Pohon Merapat

Kissinger, Kissinger; Zuhud, Evrizal Am; Latifah, Latifah; Darusman, Dudung; Iskandar, Iskandar

doi:10.20886/jphh.2013.31.1.9-18

Cited by 8 publications

(7 citation statements)

References 0 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…During our fieldwork, we were able to directly observe several plant species, including Nepenthes gracilis, Rhodomyrtus tomentosa, and Melastoma malabathricum (Figure 5). Nepenthes gracilis, in particular, serves as an indicator of low soil nutrients, often found in areas with high sand quartz content [37][38][39]. Kerangas is one of the habitats where Nepenthes gracilis can be found [37,40].…”

Section: Vegetation Characteristicsmentioning

confidence: 99%

Heath forest identification using remote sensing in the surrounding area of the new capital city of Indonesia

Nisaa,

Sari,

Sulistioadi

2023

IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci.

View full text Add to dashboard Cite

The construction of Indonesia’s new capital city, Nusantara, is envisioned as a forest city that heavily relies on biodiversity. One of the forest ecosystem types surrounding the Nusantara landscape is the heath forest ecosystem, also known as Kerangas. Heath forest is a rare and extreme habitat, thriving in nutrient-poor environments characterized by low pH, quartz sand soil, and podsol soil. However, there is still a lack of knowledge regarding the heath forest in East Kalimantan, particularly in the Nusantara region. This research aims to map the location and characteristics of the heath forest in the surrounding area of Nusantara, specifically in Penajam Paser Utara Regency and Kutai Kartanegara Regency, East Kalimantan. The creation of a tentative heath forest map requires four parameters: elevation, soil texture, NDVI, and a land cover map. Landsat 9 imagery was employed to conduct unsupervised classification and generate a land cover map. The Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) was also applied as an image transformation. The parameters were then overlaid using Geographic Information System (GIS) with a binary model. The results indicate that the heath forest covers an area of 56,646 hectares, representing 23% of the total Nusantara area, while the non-heath forest covers 194,610 hectares. The heath forest tentative map aligns with the RePPProT (Regional Physical Planning Project for Transmigration) land system map. Kerangas forests exhibit unique vegetation types, characterized by stunted trees, shrubs, and various epiphytes. Due to the nutrient-poor soil conditions, the vegetation in heath forests is typically sparse and of low height.

show abstract

Section: Vegetation Characteristicsmentioning

confidence: 99%

Heath forest identification using remote sensing in the surrounding area of the new capital city of Indonesia

Nisaa,

Sari,

Sulistioadi

2023

IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci.

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Salah satu yang menyebabkan spesies ini terancam kepunahan karena kayunya bernilai ekonomi tinggi sehingga pemanenannya dilakukan dengan sistem penebangan (dekstruksi). Kayunya termasuk dalam kelas awet III, kelas kuat II, dan termasuk dalam kelompok kayu daun lebar ukuran sedang (Matthews dan Endress, 2004 dalam Kissinger et al, 2012). Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai IC 50 tersebut memberikan penjelasan kuat bahwa potensi bioaktivitas ekstrak metanol daun Combretocarpus rotundatus dapat digunakan sebagai antioksidan (Kissinger et al, 2012 (Hastuti et al, 2014).…”

Section: Status Konservasiunclassified

“…Kayunya termasuk dalam kelas awet III, kelas kuat II, dan termasuk dalam kelompok kayu daun lebar ukuran sedang (Matthews dan Endress, 2004 dalam Kissinger et al, 2012). Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai IC 50 tersebut memberikan penjelasan kuat bahwa potensi bioaktivitas ekstrak metanol daun Combretocarpus rotundatus dapat digunakan sebagai antioksidan (Kissinger et al, 2012 (Hastuti et al, 2014). Dilihat dari kandungan kimianya, spesies S. teysmanniana yang juga dilindungi berdasarkan PP No.…”

Section: Status Konservasiunclassified

Keberagaman Tumbuhan Obat pada Hutan Rawa Gambut Sebangau, Kalimantan Tengah

Denny

Kalima

2018

BPN

View full text Add to dashboard Cite

Kalimantan Tengah memiliki keanekaragaman hutan rawa gambut yang berperan bagi gudang plasma nutfah khususnya tumbuhan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status konservasi spesies tumbuhan obat, khususnya yang berhubungan dengan struktur dan komposisi serta keanekaragamannya. Pengumpulan data menggunakan metode jalur berpetak, membuat 40 petak pengamatan berbagai tingkat pertumbuhan yang masing-masing berukuran 20 x 20 m,10 x 10 m, 5 x 5 m, dan 1 x 1 m dengan luas total 2,104 ha. Semua tumbuhan berbagai kelas diameter yang berada di dalam petak pengamatan dicatat, diukur, dan diidentifikasi. Kondisi vegetasi tumbuhan obat dicirikan oleh tingkat kerapatan pohon dengan rata-rata 93,140 batang/ha dan luas bidang dasar 10,606 m2/ha, tiang 622,50 batang/ha dan luas bidang dasar 17,1606 m2/ha, pancang 5450 batang/ha dan luas bidang dasar 41,712 m2/ha, serta semai tingkat kerapatan 6975 batang/ha. Dalam seluruh petak pengamatan terdapat 56 spesies tumbuhan obat termasuk dalam 48 marga dan 30 famili. Berdasarkan indeks nilai penting spesies, maka Diospyros borneensis Hiern, Combretocarpus rotundus Dans, merupakan spesies yang paling dominan, diikuti tingkat semai Syzygium zeylanicum (L.) DC. Nilai Indeks Keanekaragaman pada kisaran 1< H'≤ 3. Terdapat enam spesies tumbuhan obat yang dilindungi berdasarkan PP. 7/1999, tiga spesies kedalam CITES dan 15 spesies termasuk dalam daftar IUCN.

show abstract

“…Daun C. striata mengandung senyawa aktif jenis steroid. Steroid pada konsentrasi tinggi berpotensi sebagai bahan pengobatan untuk menghilangkan keletihan kronis (Kissinger et al, 2013). Umumnya penderita kanker merasakan gejala keletihan kronis, gangguan kerja saraf dan terinfeksi mikroba sehingga senyawa ini dibutuhkan bagi pengobatan penderita kanker.…”

Section: Uji Aktivitas Ekstrak Terhadap Sel Kankerunclassified

BIOAKTIVITAS Crotalaria striata DC DAN Cinnamomum cullilawan Bl TERHADAP SEL KANKER SERVIKS HeLa

2016

View full text Add to dashboard Cite

Kanker serviks merupakan jenis kanker mematikan yang secara spesifik menyerang kaum wanita. Berbagai cara pencegahan dilakukan terhadap penyakit ini melalui deteksi dini dengan menggunakan alat-alat kedokteran yang canggih, hingga penggunaan bahan-bahan alami yang berasal dari berbagai macam tumbuhan dengan cara-cara tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bioaktivitas kulit kayu lawang (Cinnamomun cullilawan), dan daun kuhung-kuhung (Crotalaria striata) terhadap sel kanker serviks HeLa (ATCC CCl 2). Serbuk sampel dimaserasi dengan pelarut polar etanol kualitas teknis 70% dengan perbandingan 1:5 selama 24 jam. Konsentrasi ekstrak yang dimasukkan ke dalam cawan petri yang mengandung sel kanker adalah 25, 50, 100, 200 dan 500 µg ml-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun C. striata memiliki aktivitas antikanker serviks lebih baik dibandingkan ekstrak kulit C. cullilawan. Ekstrak daun C. striata mampu membunuh sel kanker HeLa pada konsentrasi 635,289 µg ml-1, sedangkan ekstrak kulit kayu C. cullilawan baru mampu membunuh sel kanker HeLa dengan nilai IC50 sebesar 1.435,79 µg ml-1 (>1.000 µg ml-1). Kedua ekstrak tersebut tidak mengandung senyawa alfatokoferol dan quercetin.

show abstract

Penapisan Senyawa Fitokimia Dan Pengujian Antioksidan Ekstrak Daun Pohon Merapat

Cited by 8 publications

References 0 publications

Heath forest identification using remote sensing in the surrounding area of the new capital city of Indonesia

Heath forest identification using remote sensing in the surrounding area of the new capital city of Indonesia

Keberagaman Tumbuhan Obat pada Hutan Rawa Gambut Sebangau, Kalimantan Tengah

BIOAKTIVITAS Crotalaria striata DC DAN Cinnamomum cullilawan Bl TERHADAP SEL KANKER SERVIKS HeLa

Contact Info

Product

Resources

About