Penanaman Nilai-Nilai Nasionalisme Melalui Pembelajaran Sejarah Di Sma Kebangsaan Yogyakarta

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) proses penanaman nlai-nilai nasionalisme melalui pembelajaran Sejarah, (2) kesulitan-kesulitan yang dialami oleh guru Sejarah, dan (3) upaya yang dilakukan oleh guru Sejarah untuk mengatasi kesulitan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif naturalistik, menggunakan snowball sampling. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif Miles & Huberman. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Proses penanaman nilai-nilai nasionalisme melalui pembelajaran Sejarah di SMA Kebangsaan yakni melalui persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran (menggunakan strategi yang bervariasi seperti merumuskan perasaan siswa melalui karikatur, cerpen, puisi, pantun, teka-teki silang dan memanfaatkan berbagai media yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran seperti film, gambar, artefak dan lain-lain), dan evaluasi. (2) Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru Sejarah dalam proses penanaman nilai-nilai nasionalisme adalah latar belakang peserta didik yang berbeda-beda, kesulitan untuk mengontrol penggunaan internet, pemberitaan media massa (kurang contoh dari tokoh nasional), dan belum adanya laboratorium sejarah. (3) Upaya yang dilakukan oleh guru Sejarah dalam mengatasi kesulitan tersebut adalah dengan menjadikan dirinya sebagai teladan dan motivator bagi siswanya, mengadakan agenda wajib kunjungan ke tempat-tempat bersejarah, dan ikut serta dalam setiap acara peringatan hari-hari besar nasional. Kata Kunci: nasionalisme, pembelajaran sejarah ABSTRACKThis research aims to revead: (1) the inculcation of the nationalism values in the history lesson, (2) the difficulties that the teacher faces during the nationalism values implementation process, and (3) the efforts done by the history teacher as the attempt to overcome the difficulties those. The method used in this research was naturalistic qualitative method, used was the snowball sampling. The data collection was done through direct observation, in-depth interview, and documentation. The data analysis technique used was the interactive analysis model of Miles & Huberman. The results of the research show that:(1)The inculcation process of the nationalism values in SMA Kebangsaan starting from the preparation of learning, implementations of learning (using strategy various such as expressions, feeling trough caricature, short story, poem, verse, crossword to discover the students depth nationalism, and using various media based on the purpose of learning historical science movies, pictures, artefac,etc) and evaluation.(2)The difficulties faced by the teacher in the nationalism-values inculcation process are caused by the various background of students, internet abuses, lack of news, and the insufficient school facilities. (3) The efforts done by the History teacher to overcome the difficulties are done by showing the teacher's role as the role and inspiring learning model, study tour to historical places, also participate in every n...

The Influence of the Personality of Lecturers on Student Spiritual Improvement at STT Sola Fide Medan

“…If God gives us the opportunity or right to be someone's parent or teacher, we must be aware that we are being made architects for the souls of others, we must plan how to make them into the people to be molded. A teacher is a role model for his students, like a child when we have a very good Sunday school teacher and he admires him so much (Fimansyah & Kumalasari, 2015). So everything that is done by the teacher he will spontaneously follow, for example when the teacher is teaching, without realizing that the little child will follow his movements, another example is a kindergarten child will be willing to argue with his parents in order to defend what his teacher said is right even though it is actually wrong.…”

History Fest Sebagai Sarana Penguatan Rasa Nasionalisme dan Kesadaran Sejarah

“…Di era globalisasi seperti saat ini, rasa nasionalisme di dalam diri setiap rakyat Indonesia harus benar-benar dipupuk agar kebebasan dunia tidak sampai mengancam bangsa ini. Globalisasi sangat mengancam generasi penerus bangsa [1]. Nasionalisme adalah pondasi paling dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia [2].…”

Independent Learning: Forming The Pancasila Learner Through Historical Learning In Senior High School

“…Utamanya, karena adanya relevansi serta ruang untuk mempelajari, baik dari aspek sejarah dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila melalui proses pembelajaran sejarah itu sendiri. Aman mengatakan bahwa materi sejarah merupakan bahan pendidikan yang mendasar bagi proses pembentukan dan penciptaan peradaban bangsa Indonesia di masa depan, menanamkan kesadaran persatuan dan persaudaraan serta solidaritas untuk menjadi perekat bangsa dalam menghadapi ancaman disintegrasi bangsa sarat dengan ajaran moral dan kearifan yang berguna dalam mengatasi krisis multidimensi yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, dan berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup (Fimansyah and Kumalasari 2015).…”