2019
DOI: 10.26905/jpp.v4i2.2705
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pemberdayaan Masyarakat Sektor Pariwisata Budaya Di Kota Cimahi

Abstract: Dikirim: 28 Januari 2019 This research is a tourism culture study that aims to find out how community empowerment in the cultural tourism sector in the City of Cimahi is seen based on five dimensions of empowerment, namely enabling, strengthening, supporting, protecting, and foresting. The research method used is qualitative with data collection techniques using in-depth interviews, observation, documentation studies, and triangulation techniques. The emic analysis model and the analytical method are descripti… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
1
0
3

Year Published

2021
2021
2024
2024

Publication Types

Select...
3
1

Relationship

1
3

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(4 citation statements)
references
References 1 publication
0
1
0
3
Order By: Relevance
“…Fokus topik penelitian sosial-budaya dibangun dari kata kunci peneliti: social (17), cultural (15), culture (7), traditional (5), dan indigenous (3). Beberapa contoh kajian yang dilakukan oleh para peneliti, diantaranya: Amir (2018) yang mengkaji kain tenun tradisional sebagai sarana dukungan terhadap daya tarik wisata, Pardosi et al (2021) yang berupaya untuk merevitalisasi daya tarik wisata budaya, Rakhman (2019) yang melihat bagaimana pemberdayaan masyarakat pada sektor pariwisata budaya, dan Wiguna et al, (2018) yang melihat homestay sebagai alat untuk mendukung kegiatan pariwisata budaya.…”
Section: Sosial-budayaunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Fokus topik penelitian sosial-budaya dibangun dari kata kunci peneliti: social (17), cultural (15), culture (7), traditional (5), dan indigenous (3). Beberapa contoh kajian yang dilakukan oleh para peneliti, diantaranya: Amir (2018) yang mengkaji kain tenun tradisional sebagai sarana dukungan terhadap daya tarik wisata, Pardosi et al (2021) yang berupaya untuk merevitalisasi daya tarik wisata budaya, Rakhman (2019) yang melihat bagaimana pemberdayaan masyarakat pada sektor pariwisata budaya, dan Wiguna et al, (2018) yang melihat homestay sebagai alat untuk mendukung kegiatan pariwisata budaya.…”
Section: Sosial-budayaunclassified
“…Jika menilik sedikit lebih dalam dengan membagi dua perspektif subyek dan obyek dari sosial-budaya dan pariwisata berkelanjutan, penulis menemukan pola yang cukup berimbang antara kajian yang melihat dimensi sosial-budaya sebagai subyek (Haryanto, 2014a;D. G. K. Putra et al, 2021;Rakhman, 2019;Setyanto, 2016;Wirajuna & Supriadi, 2017), maupun sebaliknya dimana pariwisata dilihat sebagai subyek dan elemen sosial-budaya sebagai obyek (Aisyianita, 2017;Junaid, 2014;Pardosi et al, 2019;Wardani & Anom, 2018).…”
Section: Sosial-budayaunclassified
“…The five types of community-based tourism as described by UNWTO are supported by a statement from [15] that the community participation approach aims to empower and enable people to play an active role in determining decisionmaking and development implementation. Community-based tourism has several characteristics, including: small scale, owned by members / local community groups so as to provide benefits to the community itself, provide employment and local economic opportunities, locations are scattered or not concentrated in a place, activities reflect the character of the local area, promote the preservation of cultural heritage, do not kill industry or other activities and are complementary, offering tourists a quality experience, profitable activities Community-based tourism development according to [16] has the following characteristics: 1.…”
Section: Community Based Tourismmentioning
confidence: 99%
“…Definisi CBT itu sendiri adalah pariwisata yang menyadari kelangsungan budaya, sosial, dan lingkungan (Hadiwijoyo, 2012) dengan diinisiasi oleh masyarakat dan untuk masyarakat itu sendiri. Di mana menurut Rakhman (2019), dalam konsep CBT seyogyanya manfaat yang dirasakan bukan hanya bermanfaat bagi kelompok masyarakat tertentu saja, melainkan harus bermanfaat besar bagi mayoritas masyarakat di wilayah tersebut. Tujuan CBT itu sendiri untuk meminimalkan kerusakan lingkungan dan budaya, mengoptimalkan kepuasan pengunjung, dan memaksimalkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang untuk wilayah tersebut (Strydom et al, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified