Pembaharuan Sistem Pendidikan Islam Di Pesantren

Abstract

Pesantren adalah lembaga yang bergerak di bidang pendidikan, maka tuntutan untuk memperbaharui system pendidikannya adalah keniscayaan agar menjadi sebuah institusi pendidikan modern yang siap berkompetisi dan bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikan lainnya, Untuk itulah perlu satu sistem pendidikan yang komprehensif yang dapat difungsikan melalui transmisi baik dalam bentuk pendidikan formal maupun nonformal yang pada akhirnya dapat mengaktualisasikan hakikat hidup manusia karena manusia selalu terlibat dalam berbagai perubahan zaman. Oleh karena itu, dinamika pesantren masa depan tidak bisa dipisahkan dari proses globalisasi. Sebaliknya justru eksistensi pesantren masa depan sangat ditentukan oleh kemampuannya berintegrasi secara kultural dengan sistem internasional, yang ditandai dengan tata hubungan yang semakin rasional, dinamis, dan kompetitif.

Sustainable Pesantren: Institutional Reform In Islamic Education

“…This approach is a form of pesantren adaptation in uniting traditional elements of Islamic education with contemporary educational approaches. This adaptation aims to make pesantren more effective in meeting the needs and facing challenges in this era (Amin, 2016).…”

“…Third, Pesantren adds a curriculum of local content typical of modern pesantren. This aspect allows pesantren to maintain their local identity and traditions while adapting to contemporary needs and challenges (Amin, 2016).…”

Metode Hafalan Alfiah Ibnu Malik dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Memahami Kitab Kuning di Madrasah Aliyah Salafiyah Syafi’iyah Tebuireng Jombang

“…Sinkronisasi komponen dan kelebihan pengajaran pengalaman hidup Islam di sekolah merupakan solidaritas yang tak terpisahkan yang terisolasi satu sama lain. Sesuai (Amin, 2016) Sistem persekolahan pesantren tergantung, digerakkan, dan dikoordinasikan sesuai dengan sisi kehidupan yang bergantung pada Islam yang menyusun cara pandang tentang kehidupan. Perspektif tentang kehidupan yang secara relevan menciptakan kebenaran sosial ini digunakan sebagai semacam perspektif dalam mendefinisikan tujuan instruktif.…”