2020
DOI: 10.21082/jsdl.v14n1.2020.49-62
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pemanfaatan Arang Aktif dalam Pengendalian Residu Pestisida di Tanah: Prospek dan Masalahnya

Abstract: <strong>Abstrak</strong>. Penggunaan pestisida di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1965, jenis pestisida yang banyak digunakan adalah jenis organoklorin, antara lain <em>Dichloro Diphenyl Trichloroethane</em> (DDT) dan lindan. Saat ini pestisida yang umum digunakan adalah jenis organofosfat, karbamat dan piretroid. Dari jenis-jenis pestisida tersebut, yang paling toksik dan persisten adalah jenis organoklorin. Dampak dari penggunaan pestisida adalah dapat tertinggalnya pestis… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
4
1

Citation Types

1
2
0
6

Year Published

2021
2021
2024
2024

Publication Types

Select...
5
1

Relationship

1
5

Authors

Journals

citations
Cited by 12 publications
(18 citation statements)
references
References 3 publications
1
2
0
6
Order By: Relevance
“…Penggunaan pestisida nabati masih terdapat kendala dalam implementasinya di masyarakat, yaitu pestisida nabati lebih mudah terurai di alam sehingga pengaplikasiaannya secara berulang, pestisida nabati sangat sensitive oleh pengaruh parameter lingkungan seperti sinar matahari dan suhu, penggunaan pestisida nabati dengan jumlah yang banyak sehingga ketersediannya terbatas, dan kemampuan pestisida nabati dalam mengendalikan OPT tidak secara langsung mematikan atau mempunyai daya bunuh rendah (Sutriadi et al 2019). Ardiwinata (2020) menyatakan bahwa beberapa hasil penelitian mendapatkan untuk mengatasi masalah residu pestisida di tanah dapat juga memanfaatkan arang aktif yang berasal dari limbah pertanian seperti tempurung kelapa, bonggol jagung dan sekam padi. Arang aktif ini diketahui memiliki kemampuan daya serap yang tinggi terhadap pencemar residu pestisida dan disenangi oleh mikroba pendegradasi sebagai tempat tinggal dan berkembang biak.…”
Section: Teknik Remediasi Untuk Mengatasi Tanah Tercemarunclassified
See 3 more Smart Citations
“…Penggunaan pestisida nabati masih terdapat kendala dalam implementasinya di masyarakat, yaitu pestisida nabati lebih mudah terurai di alam sehingga pengaplikasiaannya secara berulang, pestisida nabati sangat sensitive oleh pengaruh parameter lingkungan seperti sinar matahari dan suhu, penggunaan pestisida nabati dengan jumlah yang banyak sehingga ketersediannya terbatas, dan kemampuan pestisida nabati dalam mengendalikan OPT tidak secara langsung mematikan atau mempunyai daya bunuh rendah (Sutriadi et al 2019). Ardiwinata (2020) menyatakan bahwa beberapa hasil penelitian mendapatkan untuk mengatasi masalah residu pestisida di tanah dapat juga memanfaatkan arang aktif yang berasal dari limbah pertanian seperti tempurung kelapa, bonggol jagung dan sekam padi. Arang aktif ini diketahui memiliki kemampuan daya serap yang tinggi terhadap pencemar residu pestisida dan disenangi oleh mikroba pendegradasi sebagai tempat tinggal dan berkembang biak.…”
Section: Teknik Remediasi Untuk Mengatasi Tanah Tercemarunclassified
“…Ukuran pori arang aktif tempurung kelapa yang kali, sedangkan arang aktif sekam padi memiliki ukuran pada perbesaran 200 kali yang diukur melalui Scanning Electron Microscope (SEM) (Ardiwinata 2020). Potensi limbah pertanian dan perkebunan di Indonesia seperti sekam padi, tongkol jagung, tempurung kelapa dan tandan kosong kelapa sawit cukup tinggi yaitu 17,5; 8,0; 12,0 dan 20,0 juta ton per tahun (Ardiwinata 2005).…”
Section: Teknik Remediasi Untuk Mengatasi Tanah Tercemarunclassified
See 2 more Smart Citations
“…Efisiensi pupuk N hanya sekitar 30-40 % dari jumlah pupuk urea yang diberikan (Setyorini dan Widowati, 2008). Arang aktif mempunyai pori-pori yang banyak karena luas permukaan yang besar sehingga memiliki daya ikat air yang tinggi dan dapat dicampur dengan pupuk urea sehingga dapat meningkatkan efisiensi pemupukan urea (Ardiwinata, 2010).…”
Section: Pendahuluanunclassified