2016
DOI: 10.29303/d.v6i2.11
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Peluang dan tantangan aplikasi baut tulang mampu terdegradasi berbasis logam magnesium

Abstract: This paper reviews the potential and challenges for the application of biodegradable bone screw materials. Currently, in the field of medical sciences and biomedical engineering devices, a non-degradable bone screw is the most acceptable concept to repair a bone fracture. However, with the new intervention and development of advanced materials, either in polymer-based or metallic-based, opens a possibility to use a degradable bone screw. Magnesium-based material is one of the most promising candidates for biod… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
3

Year Published

2021
2021
2023
2023

Publication Types

Select...
2
1

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(3 citation statements)
references
References 4 publications
0
0
0
3
Order By: Relevance
“…Proses pembedahan ortopedi yang semakin meningkat belakangan sebanding dengan tingginya angka kecelakaan kendaraan bermotor yang mengakibatkan terjadinya fraktur tulang. Salah satu cara dalam penyembuhan kasus fraktur tulang tersebut adalah dengan memanfaakan pelat penyangga yang dilengkapi baut tulang/screw [2]. Dengan metode pemasangan pelat diharapkan proses penyembuhan tulang yang patah akan menjadi lebih cepat [3].…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Proses pembedahan ortopedi yang semakin meningkat belakangan sebanding dengan tingginya angka kecelakaan kendaraan bermotor yang mengakibatkan terjadinya fraktur tulang. Salah satu cara dalam penyembuhan kasus fraktur tulang tersebut adalah dengan memanfaakan pelat penyangga yang dilengkapi baut tulang/screw [2]. Dengan metode pemasangan pelat diharapkan proses penyembuhan tulang yang patah akan menjadi lebih cepat [3].…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…penderita fraktur tulang akibat kecelakaan lalu lintas sekitar 64,38% [2]. Dari data tersebut, angka kejadian fraktur pada mandibula (rahang bawah) dan maksila (rahang atas) menempati urutan terbanyak yaitu sebesar 29,85%, fraktur zigoma (rangka wajah) 27,64% dan fraktur nasal (hidung) 12,66% [2].…”
unclassified
“…Dari data tersebut, angka kejadian fraktur pada mandibula (rahang bawah) dan maksila (rahang atas) menempati urutan terbanyak yaitu sebesar 29,85%, fraktur zigoma (rangka wajah) 27,64% dan fraktur nasal (hidung) 12,66% [2]. Peningkatan yang sama juga terjadi di dunia, dimana patah tulang pangkal paha atau panggul (hip bone) diseluruh dunia mencapai angka 1,66 juta kasus ditahun 1990 dan diperkirakan terus meningkat hingga angka 6,26 juta kasus pada tahun 2050 [2]. Data lain yang diterbitkan kementrian kesehatan bahwa Indonesia masih tergantung produk ortopedi import hingga mencapai 92% pada Oktober 2017 [3].…”
unclassified