Bali mewarisi ribuan naskah lontar yang merupakan khazanah pengetahuan adiluhung warisan para leluhur Bali. Namun di tengah kayanya warisan tersebut, pewarisan kemampuan di dalam membaca, maupun mendalami isi lontar dipandang terjadi kemerosotan. Kemampuan SDM Bali dalam menulis, membaca, apalagi memahami ataupun mengkaji isi lontar sangat terbatas, sehingga banyak warisan pengetahuan tersebut menjadi terbengkalai karena tidak terjangkau oleh pengetahuan masyarakat pewarisnya. Salah satunya adalah warisan pengetahuan tentang perjalanan leluhur di Dadia Pasek Gelgel Aan Padangaji, Pering Sari, Selat Karangasem. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan isi lontar dan tata cara perawatan lontar, membuat kegiatan pengabdian berupa pembacaan naskah lontar, termasuk pembinaan tata cara perawatan sebuah naskah kuna penting untuk dilakukan. Adapun metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah melalui ceramah, pembacaan lontar, dan secara tidak langsung juga menggunakan pendekatan filologi di dalam penanganan lontar. Dari pengabdian yang dilaksanakan, ditemukan bahwa naskah berupa babad tersebut dalam keadaan tidak utuh, karena ada bagian yang hilang dan korup (rusak). Oleh karenanya, selain dilakukan proses pembacaan naskah, juga dilaksanakan konservasi, digitalisasi dan alih aksara lontar.