2022
DOI: 10.34309/jp.v27i1.666
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Partisipasi Perempuan dalam Perhutanan Sosial: Studi Kasus di Lima Provinsi

Abstract: Social Forestry (SF) is one of the government’s community-based forest management programs, which aims to balance environmental needs with the welfare of communities around the forest. However, in the program’s implementation, due to social norms and gender inequalities, women are often marginalized in access and management of SF. This study analyzes women’s participation in SF, primarily from the perspective and experience of women at the site level. This study used qualitative research; data mining was carri… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Walaupun proses perumusan kebijakan publik menekankan konsep partisipasi sebagai landasan untuk menjamin adanya pemberdayaan bagi kelompok yang rentan dan terpinggirkan, makna terhadap partisipasi diterjemahkan secara salah untuk mengaburkan fakta bahwa perempuan tetap menjadi kelompok yang rentan dan termarginalisasi. 16 Masyarakat adat telah tereksklusi dalam perumusan kebijakan publik, dan lebih dari itu, perempuan masyarakat adat berada pada posisi yang paling rentan dan termarginalisasi dalam perumusan kebijakan publik atau keputusan-keputusan masyarakat adat.…”
Section: Pengertian Multikulturalismeunclassified
“…Walaupun proses perumusan kebijakan publik menekankan konsep partisipasi sebagai landasan untuk menjamin adanya pemberdayaan bagi kelompok yang rentan dan terpinggirkan, makna terhadap partisipasi diterjemahkan secara salah untuk mengaburkan fakta bahwa perempuan tetap menjadi kelompok yang rentan dan termarginalisasi. 16 Masyarakat adat telah tereksklusi dalam perumusan kebijakan publik, dan lebih dari itu, perempuan masyarakat adat berada pada posisi yang paling rentan dan termarginalisasi dalam perumusan kebijakan publik atau keputusan-keputusan masyarakat adat.…”
Section: Pengertian Multikulturalismeunclassified
“…Hal ini dibuktikan dengan tidak terjadinya banjir dan penanaman hutan kembali. Di samping itu, perempuan juga mendapatkan pemberdayaan ekonomi dari hasil pengolahan hasil hutan (Boang Manalu, Subono & Putri 2022). Dalam studi tersebut, terlihat bahwa ketika perempuan terlibat secara setara, mereka dapat bernegosiasi dengan masyarakat, komunitas, lembaga formal, hingga pemerintahan daerah untuk menunjukkan bagaimana pengetahuan dan pengalaman mereka memainkan peran penting dalam melestarikan sumber daya di sekitar mereka.…”
Section: Fenomena Keagenan Perempuanunclassified