Organizational Culture Sharing Characteristic Transformation, Organizational Climate, and Empowerment on Motivation to Realize Society Participation in the Organization (A case study of Ciapus Village in Banjaran District)

Abstract

Cultural shift gives impact on human source development problems in the organization as well as in the village in accordance to face global competition, thus human resources with good quality and local-based professionals in Indonesia are required. Organizational culture sharing characteristic transformation, climate, and empowerment are as efforts of facilitating local society process to motivate them for participation in accordance to improve thinking ability, logic, complex, dynamic, and contextual thinking. The research methodology used here is descriptive quantitative or statistical with non-probability sampling and is analyzed by using structural equation model (SEM). The result of this research shows that the characteristic of harmonious cultural sharing, supportive climate, and source empowerment have the highest correlation value on participation process with high achievement motivation while the characteristic of mutual organizational culture sharing morale, conflict climate, and opportunity empowerment have the lowest value on motivation participation. The findings require participation activity to develop organizational culture sharing morale with less conflict gives opportunity to fulfill power needs (reward) and harmonious organizational culture share should be developed with the sources through a clear achievement participation process for the village apparatuses, village figures, and the youth of Ciapus village in Banjaran District in Bandung Regency.

Peran Media Komunikasi Pemerintahan Dan Perilaku Birokrasi Dalam Pelayanan Publik Pada Masa Pandemi Di Jawa Barat

“…Contohnya adalah ketika melakukan pendekatan yang asertif dengan dilandasi empati untuk penataan pedagang kaki lima. Adapun langkahlangkah dalam strategi komunikasi asertif yang dilakukan adalah sebagai berikut( UPI, 2014 ): Pola komunikasi birokrasi perlu dilakukan pemerintah yang disertai dengan pengawasan seiring berjalannya dinamika perubahan yang mengikuti perkembangan situasi agar pelayanan bagi masyarakat dapat tetap berjalan dengan harmonis, baik bagi pelaku kebijakan maupun masyarakat sebagai tujuan dari pelayanan publik, karakteristik budaya berbagi yang harmonis, iklim yang mendukung, dan pemberdayaan sumber memiliki nilai korelasi tertinggi pada proses partisipasi dengan motivasi berprestasi tinggi sedangkan karakteristik budaya organisasi gotong royong, semangat berbagi, iklim konflik, dan pemberdayaan manusia ( Mulyaningsih, 2017 ).…”

Untitled

“…Dengan budaya 'berbagi' SDM Indonesia dapat bertindak sebagai agen perubahan yang memiliki identitas filosofis yang tangguh yang berasal dari kearifan lokal. Kegiatan partisipasi yang membangun karakteristik budaya organisasi sharing sama sama semangat juang tinggi sedikit konflik memberi kesempatan untuk memenuhi kebutuhan kekuasaan (penghargaan) dan terus dibangun karakteristik budaya organisasi sharing sama sama rukun didukung dengan sumber daya dengan proses partisipasi pencapaian yang jelas bagi aparat desa, tokoh masyarakat dan generasi muda (Mulyaningsih, 2019a). Selain itu, budaya serta kearifan lokal dapat membantu dalam implementasi budaya di perbatasan sehingga akan lebih mengefesiensikan biaya transaksi (Gao & Long, 2014).…”