2019
DOI: 10.26714/mki.2.1.2019.38-48
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Optimization of Thirst Management on CKD Patients Undergoing Hemodialysis by Sipping Ice Cube

Abstract: Excess fluid is a major problem in patients with Chronic Kidney Disease (CKD). CKD patients undergoing hemodialysis must keep limiting fluid intake during the interdialysis period so that excess fluid does not occur. Consequently limiting fluid intake arises thirst and will affect fluid restriction compliance. Management of thirst that can be done in hemodialysis patients, among others, suck ice cubes, gurgling the ripe water and gurgling with mouthwash, each of which has a different action against patients th… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
2

Citation Types

0
0
0
8

Year Published

2021
2021
2023
2023

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 7 publications
(13 citation statements)
references
References 3 publications
0
0
0
8
Order By: Relevance
“…Pasien penyakit ginjal kronik mempunyai karakteristik bersifat menetap, tidak bisa sembuh, dan memerlukan pengobatan berupa transplantasi ginjal, dialysis peritoneal, hemodialisa, dan rawat jalan dalam jangka yang lama (Black & Hawk., 2014 Saat ini terapi pengganti pada penyakit ginjal kronik yang banyak dipilih yaitu hemodialisis. Hemodialisis berfungsi untuk mengatasi ketidakseimbangan cairan dan membantu mengendalikan penyakit ginjal serta meningkatkan kualitas hidup pasien cronik kidney disease (CKD) (Armiyati et al, 2019). Pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa untuk mencegah timbulnya penyakit kardiovaskuler, hipertensi, edema paru akut dan gagal jantung kongestif, maka pasien harus melakukan pembatasan cairan agar mencegah terjadinya kelebihan cairan (Girsang & Barus, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pasien penyakit ginjal kronik mempunyai karakteristik bersifat menetap, tidak bisa sembuh, dan memerlukan pengobatan berupa transplantasi ginjal, dialysis peritoneal, hemodialisa, dan rawat jalan dalam jangka yang lama (Black & Hawk., 2014 Saat ini terapi pengganti pada penyakit ginjal kronik yang banyak dipilih yaitu hemodialisis. Hemodialisis berfungsi untuk mengatasi ketidakseimbangan cairan dan membantu mengendalikan penyakit ginjal serta meningkatkan kualitas hidup pasien cronik kidney disease (CKD) (Armiyati et al, 2019). Pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa untuk mencegah timbulnya penyakit kardiovaskuler, hipertensi, edema paru akut dan gagal jantung kongestif, maka pasien harus melakukan pembatasan cairan agar mencegah terjadinya kelebihan cairan (Girsang & Barus, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Kasus PGK menjalani hemodialisa 2-3 kali seminggu dengan lama durasi 3 sampai 5 jam tiap hemodialisa. Kasus PGK yang menjalani hemodialisa harus mematuhi diet, minum obat, pembatasan cairan, apabila cairan itu tidak observasi secara ketat maka akan terjadi kelebihan cairan antara sesi dialysis, maka akan menimbulkan beberapa dampak yaitu edema, penambahan berat badan dan sesak nafas karena edema pulmo (Anita & Novitasari, 2017) Konsekuensi pembatasan cairan pada kasus PGK yang menjalani hemodialisa adalah timbulnya rasa haus dan mulut kering (Dasuki & Basok, 2019) Rasa haus dapat mengakibatkan kasus PGK tidak mematuhi diet pembatasan asupan cairan sehingga mengalami kelebihan cairan atau overhidrasi (Rahma, 2017) Tanpa adanya pembatasan asupan cairan mengakibatkan cairan menumpuk dan menimbulkan edema di sekitar tubuh, kondisi ini akan membuat tekanan darah meningkat dan memperberat kerja jantung, penumpukan cairan juga akan masuk ke paru-paru sehingga membuat kasus PGK mengalami sesak nafas sehingga secara tidak langsung berat badan juga akan mengalami peningkatan yang cukup tajam, mencapai lebih dari berat badan normal yaitu 0,5 kg /24 jam (Brunner, 2016) Berbagai penelitian menunjukkan bahwa intervensi manajemen rasa haus dapat dilakukan berbagai cara, yaitu dengan menyikat gigi, menghisap es batu (sipping ice cube), berkumur dengan air biasa, berkumur dengan obat kumur, mengunyah permen karet atau permen mint dan menggunakan fuit frozen atau buah yang dibekukan (Armiyati et al, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pada kasus PGK 2 pada hari pertama didapatkan skala haus 8 (haus berat) dan setelah dilakukan intervensi menjadi 6 (haus sedang), pada intervensi kedua skala haus sebelum intervensi nilainya 6 (haus sedang) setelah dilakukan intervensi nilainya menjadi 3 (haus ringan). Studi ini sejalan dengan penelitian yang menyimpulkan bahwa ada perbedaan bermakna skor rasa haus sebelum dan setelah diberikan intervensi mengulum es batu, semua responden kasus PGK yang menjalani hemodialisa mengalami penurunan skor rasa haus setelah dilakukan intervensi sipping ice cube therapy (Armiyati et al, 2019).…”
Section: Hasilunclassified
See 2 more Smart Citations