1990
DOI: 10.3406/arch.1990.2659
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Ojung and Pencak Silat : Village and National Sports in Madura

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

1996
1996
2022
2022

Publication Types

Select...
3
1

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(2 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Institusi kebudayaan nasional menggolongkannya sebagai seni pertunjukan suci yang bercampur unsur olah raga, karena pukulan yang diterima para petarungnya berfungsi menghapuskan "dosa-dosa" masa lalu penduduk desa, sehingga 'kutukan' kekeringan yang melanda daerahnya menjadi lenyap (Depdikbud, 1986). Bouvier (1990) mempertemukan Ojhung dan pencak silat dalam konsepsi seni bela diri yang menguji sportivitas dan ketangkasan mengalahkan lawan tandingnya. Meskipun keduanya dalam beberapa aspek memiliki perbedaan, seperti pencak silat yang mengutamakan teknik dasar, pelatihan terjadwal, dan level keilmuan berjenjang.…”
Section: Ardhie Radityaunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Institusi kebudayaan nasional menggolongkannya sebagai seni pertunjukan suci yang bercampur unsur olah raga, karena pukulan yang diterima para petarungnya berfungsi menghapuskan "dosa-dosa" masa lalu penduduk desa, sehingga 'kutukan' kekeringan yang melanda daerahnya menjadi lenyap (Depdikbud, 1986). Bouvier (1990) mempertemukan Ojhung dan pencak silat dalam konsepsi seni bela diri yang menguji sportivitas dan ketangkasan mengalahkan lawan tandingnya. Meskipun keduanya dalam beberapa aspek memiliki perbedaan, seperti pencak silat yang mengutamakan teknik dasar, pelatihan terjadwal, dan level keilmuan berjenjang.…”
Section: Ardhie Radityaunclassified
“…Ini sebabkan karena sulitnya mencari pelaku dan saksi mata yang masih aktif menggelutinya di masa sekarang, secara rutin maupun terbuka, selain juga butuh waktu lama untuk tinggal di sana, daerah yang sama sekali tergolong asing bagi sebagian besar peneliti Madura. Bouvier (1989Bouvier ( , 1990Bouvier ( & 2002 mengalami keterbatasan meneliti Ojhung di wilayah Madura Utara karena medannya penuh risiko, sehingga penelitiannya dikonsentrasikan di perbukitan utara Sumenep, meskipun Ojhung di perbukitan utara Pamekasan sempat menarik perhatiannya. Ini sebabnya, Ojhung pada penelitian ini akan dikonsentrasikan pada wilayah perbukitan utara Pamekasan untuk memperkaya wacana akademik atau mungkin mengisi ruang kosong diseminasi ide utama bertemakan Ojhung Co' Ghunong yang masih tergolong "sepi peminat".…”
Section: Metodeunclassified