Nilai Filosofis Sestradi Puro Pakualaman Yogyakarta Sebagai Dasar Pendidikan Karakter Anak Usia Dini

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan temuan tentang pengembangan nilai karakter anak usia dini melalui nilai filosofis serat sestradi di Pakualaman Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah anak usia dini di Tepas Pawiyatan Pakualaman. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi etnografi. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) Serat sestradi sebagai pedoman dalam pengembangan nilai pendidikan karakter yang ditanamkan pada anak melalui tembang, dolanan, dongeng, dan bahasa. (2) Tepas Pawiyatan Pakualaman dalam pembelajarannya berpedoman pada ajaran sestradi yang mengandung 21 ajaran perilaku baik yaitu ngadeg (takwa), sabar (sabar), sokur (syukur), narima (tulus ikhlas), sura (berani), mantep (mantap hati), temen (bersungguh-sungguh), suci (suci), enget (inget), sarana (sarana), istiyar (ikhtiar), prawira (perwira), dibya (bijaksana), swarjana (cerdas), bener (lurus hati), guna (pandai), kuat (kuat), nalar (nalar), gemi (hemat), prayitna (waspada) lan (dan) taberi (rajin). (3) Karakter anak terbentuk setelah dilakukan pengembangan nilai pendidikan karakter melalui serat sestradi

Penguatan Pendidikan Karakter Anak Berbasis Nilai Budaya Melalui Cerita Rakyat dan Tembang Jawa

“…Adapun kajian lain yang memberikan gambaran tentang kontribusi dongeng dan pertunjukan wayang golek disajikan oleh (Halimah et al, 2020) terhadap pendidikan karakter anak usia dini, namun belum menyoroti peran dan manfaat media tembang Jawa terhadap penguatan pendidikan karakter anak. Hal senada di paparkan oleh Kajian yang dilakukan oleh (Utama et al, 2022) berfokus pada filosofi serat sestradi Pakualaman Yogyakarta yang berkontribusi secara signifikan terhadap pengembangan nilai-nilai karakter anak usia dini melalui bahasa, drama, tembang Jawa dan dongeng. Penelitian (Nugraheni & Purwanto, 2019) menyebutkan bahwa tembang dolanan berperan penting dalam meningkatkan aplikasi nilai-nilai pendidikan karakter anak yakni berbicara sopan, menumbuhkan sikap anti perundungan, mengedepankan netralitas gender dalam permainan, kreativitas dan produktivitas, menghargai orang tua, dan menggunakan bahasa Jawa kromo ketika berkomunikasi dengan orang tua.…”