MODEL PENINGKATAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA BERBASIS KOMITMEN NORMATIF MELALUI KEPEMIMPINAN DAN TRUST (Studi Pada Guru SLTP Distrik ‘X’ Provinsi Papua Barat)

Abstract

Konsekuensi logis dari hadirnya Otonomi Khusus daerah Papua di era globalisasi seperti sekarang adalah menuntut terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas. Realita Peningkatan kualitas sumber daya manusia menekankan pada penguasaan Iptek dan skill yang membawa konsekuensi untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah Pendidikan hampir tidak terjamah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Model Peningkatan Kinerja SDM berbasis Komitmen Normatif melalui Kepemimpinan dan Trust. Penelitian ini merupakan jenis explanatory research. Responden dalam penelitian ini adalah Guru SLTP di Distrik X Provinsi Papua barat sebanyak 100 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian dilakukan dengan metode membagikan kuesioner kepada para responden. Analisis data menggunakan regresi linear berganda dengan aplikasi smartPLS versi 2.0 M3. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja sumber daya manusia, Kepemimpinan berpengaruh terhadap Komitmen Normatif, Trust berpengaruh terhadap kinerja sumber daya manusia, Trust berpengaruh terhadap Komitmen Normatif, Komitmen Normatif berpengaruh terhadap kinerja sumber daya manusia.

Konsep diri dan Kinerja Pegawai: Studi Empirik pada Distrik Salawati Kabupaten Sorong

“…Pegawai yang melaksanakan kinerjanya secara baik hasilnya dapat memberikan efek positif dalam mempengaruhi prestasi kerja organisasi sehingga akan memicu pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Arthur et al, 2021;Jalali et al, 2021;Joseph Tawk, 2021) Salah satu Elemen utama yang dapat memberikan efek signifikansi kinerja pegawai adalah spesifikasi pekerjaan (Riggio, 2021;S. Robbins & Judge, 2009;Tabara, 2018). Konsep diri itu sendri hadir sebagai hasil analisis teknis pekerjaan dari rangkaian kegiatan pengumpulan dan pemrosesan informasi pekerjaan, jika uraian pekerjaan tidak jelas, karyawan tidak akan memahami tugas dan tanggungjawabnya mereka di tempat kerja, yang akan mengarah pada pekerjaan, hal in akan mengakibatkan pekerjaan tidak tercapai dengan benar (Ma et al, 2020).…”