Minyak Zaitun Sebagai Pengganti xylene pada Prosesing Jaringan Histologis Untuk Pewarnaan Kulit dan Hepar Mencit dengan Hematoxylin Eosin: Sebuah Studi Perbandingan

Abstract

Clearing results in histological processing can be affected due to tissue density and viscosity of the clearing agent. xylene is the most commonly used aromatic solvent for clearing agents and deparaffinizing agents in histopathology laboratories, but xylene is one of the most dangerous chemicals found in histology laboratories. Based on the dangers posed by xylene, a replacement material is needed. Several xylene substitutes such as reagents derived from limonene, aliphatic hydrocarbons, vegetable oils and mineral oils have been commercially developed, but the available xylene substitutes are still less effective, more expensive, and still as dangerous as xylene itself. Substitutes that are considered safer are from natural oils, one of which is olive oil which has similarities with xylene, namely in hydrocarbon and phenol compounds. This study used two types of tissue, namely skin and liver from mice (Mus musculus) which were cut into two parts; the first part uses xylene as and the other part uses olive oil as a clearing agent. The assessment of hematoxylin eosin staining results were determined based on the category of assessment of cell structure, such as the cell nucleus, cytoplasm, and color uniformity carried out by three readers and five fields of view for each microscopic slide at 40X magnification of the objective lens. Comparison of observations of the xylene group in skin and liver tissue 100% got a good score on the cell nucleus, cytoplasm, and color uniformity. (p=1,000). The olive oil group had a slight difference in color uniformity in liver tissue when compared to skin, but not statistically different (p=0.773). The comparison of the overall readings of the xylene and olive oil groups on skin and liver tissue also showed no statistically different (p=0.262). So it can be concluded that olive oil can be recommended as a substitute for xylene in the clearing process in histological tissue processing.

The Potency of Olive Oil, Coconut Oil, and Bleached Palm Oil as Clearing Agent in Histological Preparation

“…Minyak zaitun merupakan salah satu minyak nabati dengan komponen asam lemak tak jenuh yang tergolong dalam senyawa hidrokarbon dan bersifat non polar. Minyak zaitun memiliki kesamaan dengan xilol yaitu pada senyawa hidrokarbon dan fenol yang dapat menghilangkan larutan pendehidrasi serta sebagai perantara larutan infiltrasi pada jaringan (Sofyanita, et al 2022). Minyak kelapa sawit bersifat non-polar yang memungkinkan minyak kelapa sawit dalam alkohol dan dapat menghilangkan lemak pada jaringan.…”

“…Komponen asam lemak tak jenuh pada minyak zaitun tergolong dalam senyawa hidrokarbon. Kandungan senyawa hidrokarbon dan fenol pada minyak zaitun berperan sebagai penghilang alkohol (agen dehidrasi) kemudian memungkinkan penetrasi parafin (media infiltrasi) ke dalam jaringan (Sofyanita, et al 2022).…”

Pengaruh Penggunaan Minyak Kelapa Murni Sebagai Larutan Clearing Pada Sediaan Hepar Mencit

“…Hasil penilaian makroskopis sediaan jaringan hepar mencit (Mus musculus) yang telah melalui proses pembeningan dengan menggunakan xylol dan minyak kelapa murni (virgin coconut oil) dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini. Jaringan yang dijernihkan dengan menggunakan xylol menunjukkan hasil yang sangat baik karena xylol memiliki daya penetrasi yang cepat (Sofyanita, 2023). Senyawa yang terkandung didalamnya dapat berfungsi sebagai dealkoholisasi yaitu menghilangkan sisa-sisa alkohol dari proses dehidrasi sehingga jaringan menjadi jernih dan tembus pandang (Maulidya, 2019).…”

Perbedaan Hasil Pewarnaan Hematoxylin Eosin (HE) Pada Histologi Kulit Mencit (Mus Musculus) Berdasarkan Ketebalan Pemotongan 3 Μm, 6 Μm Dan 9 Μm

“…Teknik pembuatan sediaan histologi (histoteknik) merupakan proses yang diawali dengan pemotonganhingga pengamatan di bawah mikroskop (Prahanarendra, 2015). Tujuan utama dari histoteknik adalah menanamkan jaringan dalam media yang padat, sehingga didapatkan potongan tipis dari bagian yang akan dipotong (Sofyanita et al, 2022). Sediaan yang baik adalah suatu sediaan yang mampu meggambarkan kondisi sel atau jaringan layaknya ketika sel atau jaringan tersebut masih di dalam tubuh.…”