ABSTRAKPada proses persilangan, gejala genetik berupa pengaruh langsung tetua jantan sebagai sumber tepung sari terhadap penampilan buah dan biji hasil persilangan disebut sebagai gejala xenia. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh tetua jantan terhadap karakter komponen buah dan biji hasil persilangan beberapa genotipe kakao mulia. Penelitian dilakukan di Afdeling Kalikempit PTPN XII, Desa Tulungrejo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, pada ketinggian tempat 340 m dpl dengan jenis tanah Latosol dan tipe iklim C, mulai bulan Mei sampai Desember 2014. Enam perlakuan kombinasi persilangan yang diuji adalah (1) DR 38 x DR 1, (2) DR 38 x DR 38, (3) DR 2 x DR 1, (4) DR 2 x DR 2, (5) DRC 16 x DR 38, dan (6) DRC 16 x DRC 16. Pengamatan dilakukan terhadap karakter kuantitatif dan kualitatif komponen buah dan biji. Hasil penelitian menunjukkan tetua jantan DR 1 yang disilangkan dengan tetua betina DR 2 berkontribusi terhadap peningkatan bobot buah segar (34,70%), bobot biji segar/buah (44,32%), dan bobot satu biji segar (31,00%), serta terhadap bentuk ujung buah dan keberadaan leher botol. Tetua jantan DR 38 yang disilangkan dengan tetua betina DRC 16 berkontribusi terhadap peningkatan bobot buah segar (47,01%) dan biji (31,22%), serta terhadap warna buah matang dan keberadaan leher botol. Seluruh kombinasi persilangan menghasilkan warna biji putih di atas 85% sehingga termasuk kualitas baik. DR 2 dan DR 38 dapat digunakan sebagai tetua jantan untuk meningkatkan jumlah biji dengan warna putih.