Fenomena vote buying dalam pelaksanaan pemilihan umum bukan menjadi hal yang tabuh melainkan sudah menjadi praktik yang sering dilakukan menjelang pelaksanaan pemilu. Praktik vote buying merupakan salah satu bentuk pelanggaran utama yang sering terjadi dalam proses pemilu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fenomena vote buying yang terjadi dalam pelaksanaan pemilu di kalangan santri Ponpes Nasrudin Desa Sumurber. Penelitian ini menggunakan teori fenomenologi Alfred Schutz tentang motif tindakan kadidat pemilu dalam pelaksanaan pemilu. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer dan sekunder, data primer berasal dari observasi, dan wawancara mendalam sedangkan data sekunder berasal dari jurnal, artikel dan skripsi. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data untuk menarik kesimpulan. Hasil penelitian praktik vote buying menjadi marak di kalangan santri pondok pesantren nasrudin saat proses pemilu dengan berbagai bentuk ketika pemilu sedang terlaksana dengan kemiskinan, rendahnya tingkat Pendidikan, dan sikap politik yang rendah. Praktik vote buying yang terjadi secara sigmifikan mendistori prisnsip keadilan, kebebasan dan komptensi dalam pemilu yang berintegritas