2017
DOI: 10.33550/sd.v3i2.38
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Menghidupi Kesejatian Agama: Tawaran yang Menggugat Eksistensi Agama Sebagai Usaha Partisipatif dalam Pembangunan Indonesia

Abstract: Since the existence of human culture, religion is also exist in its variety. Religion has become the mode of existence for human being.Basically, religion is the place which gives space for humans to communicate and meet with the ultimate reality. In the development of human culture, religion is experiencing a growing change in its form and content. Earlier, religion was a relationship between human and the ultimate reality; and over the time, it then turned into an institution that has systematized and concep… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
1
1

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(1 citation statement)
references
References 0 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Karena dianggap suku terasing, orang Mentawai harus dikumpulkan (dimukimkan) dengan konsep Pemukiman Kembali Masyarakat Terasing (PKMT) dan resettlment atau barasi (Amir, 1994;Darmanto & Setyowati, 2012;Delfi & Weintré, 2014a). Kebijakan itu juga berujung pada penghapusan kepercayaan lokal mereka (Coronese, 1986;Glossanto, 2023;Nur, 2019;Sihombing et al, 2008;Sihombing, 1979;Tulius, 2018;Tulius & Burman-Hall, 2022;Yolanda & Willis, 2018;Yulia & Naldi, 2018). Bahkan hutan-hutan di Mentawai menjadi ladang penghasil uang bagi perusahaan HPH (Hak Pengusahaan Hutan) dan HTI (Hutan Taman Industri) di Bumi Sikerei 2 ini sejak tahun 1970-an hingga sekarang (Darmanto & Setyowati, 2012).…”
unclassified
“…Karena dianggap suku terasing, orang Mentawai harus dikumpulkan (dimukimkan) dengan konsep Pemukiman Kembali Masyarakat Terasing (PKMT) dan resettlment atau barasi (Amir, 1994;Darmanto & Setyowati, 2012;Delfi & Weintré, 2014a). Kebijakan itu juga berujung pada penghapusan kepercayaan lokal mereka (Coronese, 1986;Glossanto, 2023;Nur, 2019;Sihombing et al, 2008;Sihombing, 1979;Tulius, 2018;Tulius & Burman-Hall, 2022;Yolanda & Willis, 2018;Yulia & Naldi, 2018). Bahkan hutan-hutan di Mentawai menjadi ladang penghasil uang bagi perusahaan HPH (Hak Pengusahaan Hutan) dan HTI (Hutan Taman Industri) di Bumi Sikerei 2 ini sejak tahun 1970-an hingga sekarang (Darmanto & Setyowati, 2012).…”
unclassified