Mengajarkan Pendidikan Karakter Melalui Matius 5:6-12

Abstract

The background of the problem in this study is the occurrence of changes in the current generation due to mass media that change the mindsets, behavior, and habits of today's youth, accompanied by education that tends to be based on knowledge or cognitive. All of this will result in humans not being human. Thus, character education offered by Jesus in a happy speech at the Sermon on the Mount is character-based education centered on the imitation of Christ, which is to follow in the footsteps or steps of Christ in the lives of Indonesian Christian students. This framework of thought or world view is what Christian Character education is. Thus, this research will use an asynchronous method that is to exegete what is said in the text of Matthew 5:6-12.
 
 Abstrak
 Latar belakang dari masalah dalam penelitian ini adalah terjadinya perubahan pada generasi saat ini karena media massa yang mengubah pola pikir, perilaku, dan kebiasaan pemuda saat ini, disertai dengan pendidikan yang cenderung didasarkan pada pengetahuan atau kognitif. Semua ini akan meng-akibatkan manusia tidak manusia. Dengan demikian, pendidikan karakter yang diajarkan Yesus melalui khotbah ucapan bahagia di bukit merupakan pengajaran berbasis karakter yang berpusat pada meniru Kristus, yang mengikuti jejak atau langkah Kristus dalam kehidupan siswa Kristen Indonesia. Kerangka pemikiran atau pandangan dunia ini adalah apa yang pendidikan karakter Kristen. Dengan demikian, penelitian ini akan menggunakan metode asynchronous yaitu untuk penafsir apa yang dikatakan dalam teks Matius 5:6-12.

Kecerdasan Emosional Menurut Matius 5:1-48 dan Implikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Untuk Remaja di Era Digital

“…53 Namun, sulit bagi yang mengalami penindasan untuk menunjukkan kemurahan hati, sehingga harus diwujudkan dalam tindakan nyata sehari-hari. 54 Sedangkan kemurahan hati menurut Heer adalah sebagai orang yang suka menolong orang lain. 55 Orang yang mengharapkan pertolongan dan kasih dari Allah menunjukkan kemurahan hati kepada orang lain.…”

“…Orang yang membawa damai akan merasa bahagia, karena mereka mampu menciptakan kedamaian di antara manusia. 57 Hal ini disebutkan dalam Matius 5:9 menyatakan orang yang membawa damai dapat menyatukan orang-orang, membantu orang hidup dalam damai, dan mencegah konflik agar tercipta kedamaian. 58 Pesan yang diajarkan oleh Tuhan Yesus adalah agar terjadi perdamaian antara Allah dan manusia, serta antara sesama manusia, untuk mencegah terjadinya permusuhan.…”

“…58 Pesan yang diajarkan oleh Tuhan Yesus adalah agar terjadi perdamaian antara Allah dan manusia, serta antara sesama manusia, untuk mencegah terjadinya permusuhan. 59 Sudi Kate Gliebe setuju dengan teori ini bahwa perdamaian merupakan bagian dari kecerdasan emosional. Perdamaian merupakan keseimbangan antara pikiran dan perasaan, yang titik berangkatnya adalah berdamai dengan Allah, kemudian dengan sesama.…”