2017
DOI: 10.24042/klm.v9i2.330
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Membendung Radikalisme Dalam Dunia Pendidikan Melalui Pendekatan Brain Based Learning

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
4
0
5

Year Published

2018
2018
2022
2022

Publication Types

Select...
6
2

Relationship

0
8

Authors

Journals

citations
Cited by 27 publications
(21 citation statements)
references
References 0 publications
0
4
0
5
Order By: Relevance
“…Pendidikan yang membentuk kepribadian dan karakter berawal dari penegakkan etika dan moral daam diri, keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam pilar yang dikemukakan oleh UNESCO dimulai dari belajar untuk mengetahui, belajar untuk melakukan, belajar untuk menjadi sesuatu dan belajar untuk hidup bersama (Sesmiarni, 2015).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pendidikan yang membentuk kepribadian dan karakter berawal dari penegakkan etika dan moral daam diri, keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam pilar yang dikemukakan oleh UNESCO dimulai dari belajar untuk mengetahui, belajar untuk melakukan, belajar untuk menjadi sesuatu dan belajar untuk hidup bersama (Sesmiarni, 2015).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Keberhasilan program kontra-radikalisasi akan maksimal jika berbagai pihak dari seluruh elemen masyarakat berperan aktif dalam membendung radikalisme dan memberikan kontrol terhadap merebaknya upaya-upaya radikalisasi di berbagai tempat yang potensial. Selama ini, telah dilakukan langkah-langkah nyata di berbagai tempat seperti pesantren, 29 kampus dan sekolah, 30 forumforum pengajian, dan lembaga pendidikan lainnya. Karena itu, pemahaman tentang moderasi Islam menjadi kurikulum yang tepat sebagai salah satu langkah nyata.…”
Section: Radikalisasi Deradikalisasi Dan Kontra-radikalisasiunclassified
“…Radikal merupakan perubahan secara mendasar dan prinsip, atau dapat diartikan bahwa radikalisme berarti suatu konsep atau semangat yang berupaya mengadakan perubahan secara menyeluruh dan mendasar tanpa memperhitungkan adanya peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan konstitusional, politis dan social yang berlaku. (Sesmiarni, 2015). Eggi Sudjana mengungkapkan jika istilah radikalisme sering disebut dengan istilah reaksioner.…”
Section: Radikalismeunclassified