Our system is currently under heavy load due to increased usage. We're actively working on upgrades to improve performance. Thank you for your patience.
2017
DOI: 10.24042/klm.v10i2.12
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Membangun Toleransi Dalam Perspektif Pendidikan Spiritual Sufistik

Abstract: Abstrak

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
5
0
5

Year Published

2020
2020
2024
2024

Publication Types

Select...
7

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 7 publications
(10 citation statements)
references
References 0 publications
0
5
0
5
Order By: Relevance
“…Konflik yang "bergejolak" akan mematahkan semangat persaudaraan, sehingga pendidikan damai harus memainkan peranannya untuk mengembalikan semangat tersebut yang di mana akan mendorong mereka kepada sebuah peradaban yang nyata untuk kemaslahatan umat manusia di dunia (Alam, 2020). Oleh sebab itu, penulis dalam hal ini mengangkat tema pendidikan damai dalam dimensi sufistik sebagai upaya ingtegasi antara aspek pendidikan damai itu sendiri dengan aspek-aspek sufisme dalam dunia tasawuf, di mana secara konseptual dan praksis tasawuf memainkan peranannya untuk kemanusiaan, menggiring umat untuk memanusiakan manusia sebagaimana sikapnya sendiri kepada dirinya (Akmansyah, 2016).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Konflik yang "bergejolak" akan mematahkan semangat persaudaraan, sehingga pendidikan damai harus memainkan peranannya untuk mengembalikan semangat tersebut yang di mana akan mendorong mereka kepada sebuah peradaban yang nyata untuk kemaslahatan umat manusia di dunia (Alam, 2020). Oleh sebab itu, penulis dalam hal ini mengangkat tema pendidikan damai dalam dimensi sufistik sebagai upaya ingtegasi antara aspek pendidikan damai itu sendiri dengan aspek-aspek sufisme dalam dunia tasawuf, di mana secara konseptual dan praksis tasawuf memainkan peranannya untuk kemanusiaan, menggiring umat untuk memanusiakan manusia sebagaimana sikapnya sendiri kepada dirinya (Akmansyah, 2016).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Merasa ibadah spiritual kepada Allah jalan satu-satunya masuk surga, sedangkan bersikap baik kepada sesama menjadi hal yang tidak begitu penting dan bukan termasuk ibadah, ini adalah kesalahan dalam memahami ajaran Islam. Artinya, disini diperlukan penguatan kembali tentang nilainilai ajaran Islam yang diaktualisasikan ke dalam konsep pendidikan damai berdimensi sufistik (Akmansyah, 2016). Dengan tantangan yang ada, maka Pend.…”
Section: Kontribusi Dan Tantangan Pendidikan Damai Berdimensi Sufisti...unclassified
“…The concept of Wahdat al-Adyan is not at the fiqh level but at the esoteric or spiritual level. Regardless of differences in views in interactions between religious followers, Sufis view it as a relationship of religious tolerance to avoid becoming suspicious of each other or other moral defects (Akmansyah, 2017). Understandably, the interaction between religious communities is seen as a relationship that must be harmonious, just like humans with humans and humans with nature.…”
Section: Interaction Perspectives Among Religious Adherents In Sufist...mentioning
confidence: 99%
“…Ketiga, toleransi spiritual dibentuk oleh dimensi-dimensi kebatinan atau keruhanian, seperti cinta, kondisi spiritual, kedudukan spiritual. Jadi, toleransi spiritual tetap mempertahankan prinsip-prinsip pluralis dan multikulturalis, serta tentu saja tidak dengan sendirinya dihayati secara sama dan utuh, melainkan bervariasi dan penuh nuansa (M. Akmansyah, 2016).…”
Section: A Pendahuluanunclassified