Literature and Ecofeminism 2018
DOI: 10.4324/9781351209755-3
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Mary Austin’s proto-ecofeminist land ethic in The Ford (1917) and the Owens Valley water controversy

Abstract: Ecofeminism aims to establish a community ecology that is sustainable for both human and nonhuman beings, deconstructing the oppressor/oppressed identities that are prevalent in patriarchal society. Anticipating this proposition of ecofeminism, Mary Austin, a woman who became everything-a nature writer, a playwright, a poet, a short-story writer, a novelist, as well as a social activist-inspired many other women of her generation as well as those in the contemporary world, laying the foundations of ecofeminism… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2022
2022
2022
2022

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 1 publication
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Persoalan oposisi biner, dualisme, ataupun hegemoni, seperti yang ditampilkan Sakiyama dalam Shimagomoru, merupakan hal yang penting dalam kajian feminisme, termasuk ekofeminisme. Kajian ekofeminisme sendiri bertujuan untuk membangun komunitas ekologi yang berkelanjutan baik untuk manusia maupun di luar manusia serta mendekonstruksi identitas penindas atau tertindas yang lazim dalam masyarakat patriarki (Geçgil, 2016). Hal ini berbasis kepada dualisme akal atau alam pemikiran barat tradisional, yang kerap mengaitkan perempuan dengan alam karena mimiliki karakter emosional dan tidak wajar sehingga menjadi inferior (Plumwood, 1993).…”
Section: A Pendahuluanunclassified
“…Persoalan oposisi biner, dualisme, ataupun hegemoni, seperti yang ditampilkan Sakiyama dalam Shimagomoru, merupakan hal yang penting dalam kajian feminisme, termasuk ekofeminisme. Kajian ekofeminisme sendiri bertujuan untuk membangun komunitas ekologi yang berkelanjutan baik untuk manusia maupun di luar manusia serta mendekonstruksi identitas penindas atau tertindas yang lazim dalam masyarakat patriarki (Geçgil, 2016). Hal ini berbasis kepada dualisme akal atau alam pemikiran barat tradisional, yang kerap mengaitkan perempuan dengan alam karena mimiliki karakter emosional dan tidak wajar sehingga menjadi inferior (Plumwood, 1993).…”
Section: A Pendahuluanunclassified