Makna Pesan Moral dalam Film Jojo Rabbit (Analisis Semiotika Roland Barthes)

Abstract

<p>Penelitian ini tentang film Jojo Rabbit, sebuah film fenomenal yang telah mendapatkan 46 piala dan 192 nominasi diberbagai festival film dunia, termasuk mendapatkan 9 nominasi <em>Best Production Design</em> dan 8 nominasi <em>Best Costume Design.</em> Film ini memiliki pesan moral yang dikonversikan secara sinematik melalui beberapa adegan yang terdapat di dalamnya, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggali pesan moral yang terdapat di dalam sajian visual film Jojo Rabbit Rabbit yang berdurasi 1 jam 48 menit 22 detik, dengan menggunakan Analisis Semiotika Roland Barthes, menggunakan paradigma penelitian kritis, melalui pendekatan penelitian kualitatif. Data-data penelitian ini bersumber dari data primer berupa observasi dan data sekunder berupa dokumentasi, studi pustaka. Teknik analisis menggunakan model Miles dan Huberman. Validitas data menggunakan triangulasi metode. Berdasarkan pembagian pembagian <em>sequence</em> film dengan teori freytag pyramid, penulis menemukan 7 sequences, dan berdasarkan definisi adegan (<em>scene</em>) menurut Pratista, peneliti menemukan 75 <em>scenes</em> yang kemudian peneliti kerucutkan menjadi 11 scenes. Sebelas <em>scenes</em> tersebut merepresentasikan konsep moral, yaitu: Konsep Introspeksi, Amanah, Berjuang Hidup, Menghilangkan Cemas tanpa Merokok, Diri yang Terbuka, Hidup Bersabar, Berkumpul Sehat dengan Keluarga, Bersyukur, Saling Menghormati, Kesiapan Matang dan Fleksibilitas, Tidak Skeptis Tanpa Alasan yang Benar. Peneliti berharap bahwa penelitian ini dapat menjadi rujukan pembaca untuk dapat lebih memahami makna yang terdapat film Jojo Rabbit dan dapat memberikan perspektif baru bagi peneliti semiotika film lainnnya khususnya yang menggunakan semiotika Roland Barthes.</p>

Pesan Moral dalam Film Ada Mertua di Rumahku di KlikFilm (Analisis Semiotika Roland Barthes)

“…Sugiyono menyatakan bahwa karena mengumpulkan data merupakan tujuan utama dari penelitian, maka metode pengumpulan data merupakan tahap yang paling krusial dalam proses penelitian. Sumber sekunder merupakan sumber yang secara tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen, berbeda dengan sumber primer yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Andiara & Muhdaliha, 2022). Berdasarkan sumber, maka dalam penelitian ini menggunakan Observasi, Dokumentasi, dan Studi Pustaka.…”

“…Teknik analisis data model Miles dan Huberman, yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi, digunakan penulis dalam penelitian ini. Aktivitas dalam analisis data menurut Miles dan Huberman meliputi data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification (Andiara & Muhdaliha, 2022). Jenis triangulasi dalam penelitian ini menggunakan triangulasi metode.…”

Learning the Value of Character Education from Indonesian Animation Series: Adit & Sopo Jarwo

“…Learning media such as animation media have an urgency, namely making it easier for teachers to teach, clarifying the presentation of messages and information, expediting and improving the process and student learning outcomes, increasing and directing student attention and creating learning motivation in students (Dhida, 2021;Zhang et al, 2021). Film animation as a medium audio visual consisting of snippets images combined to form a single unit intact, and has deep capabilities capturing socio-cultural realities, of course make the film capable of conveying message contained therein (Amaliana, 2022;Andiara & Musdaliha, 2022). Not only as a medium for delivering material, animation such as educational cartoons can be a medium for conveying moral messages that can be applied in daily habits.…”