“…Perbedaan rataan volume semen dari berbagai penelitian disebabkan karena jenis ternak, usia, berat badan, frekuensi pengambilan semen, lingkungan dan metode koleksi semen (Sangma et al, 2020). Hasil ini juga tidak berbeda jauh dengan laporan Yusuf et al (2017), yakni semen berwarna putih-krem dengan konsistensi encer dan pH 6,72±0,10; ; menurut Banamtuan et al (2021), semen yang dihasilkan berwarna putihkrem, konsistensi encer dan pH 6,8; dan Knox (2011), melaporkan semen berwarna putih susu dengan konsistensi encer; Gadea (2003) pH 7,4±0,2. Kualitas semen segar yang diperoleh adalah motilitas 70,00%, viabilitas 85,82± 4,45%, abnormalitas 3,46±0,33% dan konsentrasi 270,25±60,83 x 106/mL.…”