Saat ini, usaha pengomposan telah dilakukan oleh seorang petani dan telah lama diterapkan di kebun yang dimiliki serta menjualnya ke petani sekitarnya yang diketahui beragama Kristen. Hal ini mengingat kompos limbah kotoran ternak tidak seperti kompos ternak lainnya yang dapat diperjualbelikan secara bebas. Hal ini akibat dari tingkat kehalalan dari kompos yang masih belum ada. Usaha penjualan kompos limbah ternak babi dilakukan namun, dari segi ekonomi petani tersebut belum menganalisis untung rugi yang diperolehnya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis biaya dan pendapatan usaha pengomposan limbah ternak babi yang telah dijalankan oleh petani dalam kelompok tani Bisimo Etaikena. Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Husoak, Kabupaten Jayawijaya. Hasil penelitian menunjukkan besaran biaya produksi petani yang telah mengolah kompos kotoran ternak babi adalah sebesar Rp. 525.418/bulan, dengan total penerimaan sebesar Rp. 7.000.000 dan pendapatan sebesar Rp. 6.474.582. Hal ini menunjukkan bahwa usaha pengomposan yang telah dijalankan meraup untuk besar dengan biaya produksi kecil. Namun, untuk meningkatkan perluasan pemasaran kompos dari limbah ternak babi masih hanya sebatas masyarakat atau petani yang beragama Kristen saja, yang artinya pemasarannya belum bisa meluas seperti kompos limbah ternak sapi dan lainnya.