Keterlibatan Orang Tua Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Masa Pandemi Pada Siswa Sd Negeri 02 Pengarasan Kecamatan Bantarkawung

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan upaya keterlibatan o rang t u a d alam p embelajaran bahasa Indonesia di masa pandemi pada siswa SD Negeri 02 Pengarasan Kecamatan Bantarkawung. Sumber data dalam pengambilan data menggunakan wawancara d an o b servasi dengan analisis data deskriptif. Teknik analisis data terdiri dari red u k si d ata, sa jian data, d an penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya kendala yang dira sa kan o rang tua dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada masa pandemi yang d ila k ukan secara d arin g, yaitu: 1) pengaruh pendidikan dan ekonomi orang tua terhadap penggunaan bahasa pertama anak dan (2) belum optimalnya kerjasama yang sinergis a ntara pihak sek olah dan o rang t u a d alam pembelajaran bahasa Indonesia anak di rumah, misalnya kunjungan guru ke rumah orang t u a d an penyediaan bahan ajar yang optimal. Adapun u paya y ang t ela h d ila kukan o rang t u a dalam meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia pada anak yaitu dengan pembinaan bahasa y ang dilakukan orang tua kepada anaknya meliputi (1) pengembangkan kemampuan berbahasa melalu i bercerita, (2) berkomunikasi secara aktif di dalam keluarga, (3) mengenalkan dan m embiasakan penerapan kesantunan berbahasa. Kata kunci: orang tua, pembelajaran bahasa Indonesia, pandemi, sekolah dasar.

Cirebon Coastal Adolescents' Use of Taboo Language and Its Relation to Parental Education

“…Ertika et al (2019) define language as a communication tool in an interactive process used to convey ideas, ideas, and opinions. The language was relation with regional, social distributions, relationship to objects, ideas, events, and actual speakers and listeners in the 'real' world (Wardhaugh, 2006). Language is also used as a tool to build relationships with other people.…”

“…Language has a dynamic nature and keeps up with the times. Wardhaugh (2006) stated that studies show that the varieties of language that speakers use reflect such matters as their regional, social, or ethnic origin and their gender; particular ways of speaking, choices of words, and even rules for conversing are in fact highly determined by certain social requirements. In communication, certain linguistic choices a speaker makes indicate the social relationship that the speaker perceives to exist between him or her and the listener or listeners.…”

“…Linguistic taboos are also broken on special occasions to draw attention to oneself, show contempt, be aggressive or provocative, mock authority -or, according to Freud, sometimes as a form of verbal flirtation, for example, 'talking dirty.' Tabooed subjects can vary widely: sex, death, excretion, bodily functions, religious matters, and politics (Wardhaugh, 2006). Meanwhile, Leach (1989) revealed that taboo words include (1) dirty words-usually referring to sex and excretion; (2) blasphemy and profanity; (3) animal abuse-in which a human being is equated with an animal of another species; (4) sacredness of supernatural beings.…”

“…Wardhaugh also expressed the differences in language between men and women. According Wardhaugh (2006), women are also said not to employ the profanities and obscenities men use, or, if they do, use them in different circumstances or are judged differently for using them. Wardhaugh (2006) who quotes Holmes (1998) explains: "Women tend to interact in ways which will maintain and increase solidarity, while (especially in formal contexts) men tend to interact in ways which will maintain and increase their power and status.…”

Kaitan Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Lingkungan

“…Hal yang di lakukan orang tua dengan pendidikan dan ekonomi yan baik mengajari anak untuk berbahasa Indonesia secara baik bahkan mengundang guru les privat untuk mengajarkan bahasa anak,baik bahasa Indonesia sebagai pemerolehann bahasa kedua ataupun bahasa asing. (Yani & Irma, 2021) Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang wajib di miliki oleh setiap manusia untuk menghadapi tuntutan di masa yang akan datang. Dengan pendidikan seorang mampu memperoleh suatu pekerjaan untuk melangsungkan kehidupan yang di inginkan,pendidkan dapat di katakan sebagai suatu upaya pengembangan potensi dan penamaan nilai nilai sosial.…”